Perdana Menteri (PM) Haiti, Ariel Henry masih berada di luar negeri setelah melakukan perjalanan ke Kenya. Henry ke Kenya untuk mendorong pengerahan misi polisi multinasional yang didukung PBB dalam upaya menstabilkan Haiti.
Pembobolan penjara ini terjadi di tengah gelombang kekerasan baru yang melanda Port-au-Prince. Di kota tersebut, geng-geng bersenjata menguasai sebagian besar kota telah menimbulkan kekacauan sejak pekan lalu.
"Pagi ini kota ini lumpuh... Transportasi umum praktis terhenti, kendaraan pribadi jarang ada dan sekolah-sekolah ditutup. Beberapa jalan juga dibarikade," kata Carlotta Pianigiani, koordinator LSM layanan kesehatan Alima di Port-au-Prince, kepada AFP.
Pianigiani mengatakan 15.000 orang mengungsi dalam beberapa minggu terakhir akibat kerusuhan. Rumah sakit umum terbesar di Port-au-Prince menghentikan operasinya minggu lalu, dan menambahkan bahwa situasinya “sudah sangat tegang.”
Pemimpin geng seperti Jimmy Cherisier, yang dikenal dengan julukan Barbecue, mengatakan mereka berkoordinasi untuk menggulingkan PM Henry. Henry memimpin Haiti sejak pembunuhan presiden Jovenel Moise pada tahun 2021.
Sekitar selusin orang tewas dalam kekerasan di Lembaga Pemasyarakatan Nasional di Port-au-Prince pada Sabtu (2/3/2024) malam. Hanya sedikit dari sekitar 3.800 narapidana yang masih berada di dalam.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyatakan kekhawatirannya atas "situasi keamanan yang memburuk dengan cepat". Guterres menyerukan lebih banyak dana untuk rencana misi polisi internasional.
Pemerintah Haiti telah berjanji bahwa pasukan keamanan akan mengambil kembali kendali. Namun, AFP melaporkan kekerasan merajalela, dan geng-geng seringkali mempunyai persenjataan yang lebih baik daripada polisi.
Haiti telah berada dalam kekacauan selama bertahun-tahun, dan pembunuhan presiden pada tahun 2021 membuat negara tersebut semakin kacau. Belum ada pemilihan umum lagi yang diadakan sejak tahun 2016, dan hingga saat ini kursi kepresidenan masih kosong. (AFP)