24
December

 

(voinews.id) Sebanyak 54 Usaha Kecil Menengah (UKM) turut berkontribusi dalam pelepasan ekspor akhir tahun 2021 senilai 79,7 miliar  rupiah atau setara 5,56 juta dolar AS yang dipimpin Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi. Hal tersebut dikatakan Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Didi Sumedi secara virtual Kamis. Dikatakan produk-produk yang diekspor yakni produk perikanan dan kelautan furniture kerajinan dan dekorasi rumah makanan olahan rempah-rempah serta tekstil dan produk tekstil (TPT). 

Sementara itu menurut  Didi 81 persen atau 224 perusahaan yang melakukan ekspor merupakan non UKM dengan nilai ekspor 2,43 miliar dolar AS atau senilai 34,9 triliun rupiah. Produk-produk yang diekspor diantaranya  batu bara otomotif minyak sawit produk perikanan dan kelautan furniture Tekstil dan produk tekstil produk kimia produk karet serta makanan dan minuman olahan.Antara

24
December

 

 (voinews.id) Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi memproyeksi surplus neraca perdagangan hingga akhir 2021 akan mencapai minimal 37 miliar dolar AS. Tercatat hingga November 2021 surplus neraca perdagangan mencapai 34,32 miliar dolar AS. Mendag Muhammad Lutfi saat menggelar konferensi pers secara hibrid Kamis mengatakan Indonesia juga akan mencatat rekor tertinggi ekspor tahun ini di mana hingga November 2021 nilai ekspor Indonesia  telah mencapai 209 miliar dolar AS.

 Angka tersebut merupakan nilai ekspor tertinggi setelah pada 2011 Indonesia mencetak rekor sebesar 203,5 miliar dolar AS. Menurut Mendag angka tersebut menunjukkan Indonesia akan mencetak rekor dan menandakan ekspor  Indonesia  kini berevolusi dari ekspor komoditas primer menjadi komoditas industri pengolahan.Antara

24
December

 

(voinews.id) Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank mendukung pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi eksportir salah satunya melalui peresmian Rumah Ekspor Solo (RES). Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia  berkolaborasi dengan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai dan Direktorat Jenderal Pajak untuk menjalankan mandatnya sebagai Special Mission Vehicle (SMV) Kementerian Keuangan dalam peningkatan ekspor nasional baik dari aspek finansial maupun non finansial.

Pelaksana tugas Direktur Eksekutif LPEI Suminto dalam keterangan di Jakarta, Kamis, mengatakan dalam program RES LPEI akan menyediakan informasi terkini tentang pasar ekspor kebutuhan dunia dan pasar yang terbuka untuk komoditas unggulan yang berpotensi ekspor dari seluruh Indonesia. Momentum peresmian RES yang berdekatan dengan hari ibu akan semakin meningkatkan peran perempuan atau ibu dalam sektor UKM khususnya yang berorientasi ekspor.Antara

24
December

 

(voinews.id) Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mendorong kampanye seafood berkelanjutan guna mendukung meningkatnya kebutuhan pangan di masa depan. Analis Pasar Hasil Perikanan di Direktorat Pemasaran Ditjen Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan KKP Erwin Dwiyana dalam Peluncuran Seafood Advisor 3.0 secara daring di Jakarta Kamis mengatakan kebutuhan pangan termasuk ikan di masa depan akan terus meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk. Menurut Erwin KKP mencatat kebutuhan ikan pada 2020 mencapai 13,7 juta ton atau 50,7 kg/kapita dengan total penduduk yang sebesar 270,2 juta jiwa.

Dengan asumsi laju pertumbuhan penduduk 1,25 persen angka konsumsi ikan diproyeksi juga akan meningkat. Dengan demikian pada 2045 saat penduduk Indonesia diproyeksi mencapai 319 juta jiwa kebutuhan ikannya diproyeksi akan mencapai 17,4 juta ton. Potensi ini memberi peluang mendorong ikan secara umum dan ikan yang berkelanjutan untuk terus dikampanyekan.Antara