VOInews.id, Athena:Uni Eropa tengah menghadapi banyak ancaman eksistensial, kata komisioner blok tersebut untuk bidang pertahanan dan antariksa pada Rabu (6/11). Andrius Kubilius menyebut peperangan konvensional, serangan hibrida, dan militerisasi antariksa sebagai ancaman selama sidang konfirmasi yang digelar oleh Komite Urusan Luar Negeri dan Industri, Penelitian, dan Energi Parlemen Eropa. Sembari menggarisbawahi kurangnya investasi di sektor pertahanan dan pasar peralatan pertahanan Eropa yang terfragmentasi, dia memperingatkan bahwa pesaing strategis seperti China dan Rusia melampaui blok tersebut dalam belanja pertahanan.
Mengingat latar belakang tersebut, Kubilius mendesak anggota parlemen Eropa untuk mendukung upayanya untuk menciptakan Uni Pertahanan Eropa yang sesungguhnya. Uni Eropa, tanpa bersaing dengan NATO, perlu membantu mengembangkan kemampuan dan sumber daya yang dibutuhkan untuk pelaksanaan rencana pertahanan dan pencegahan militer NATO, katanya. Kubilius mengatakan pihak Uni Eropa harus mencapai pasar tunggal yang sesungguhnya dalam bidang pertahanan karena mempertimbangkan banyaknya kebutuhan belanja bersama yang lebih baik untuk pertahanan blok tersebut. Terkait antariksa, dia menegaskan bahwa Eropa harus menjadi bagian dari "revolusi antariksa."
Uni Eropa perlu terus memajukan program unggulan antariksa dan berupaya memastikan akses otonomi Eropa ke luar angkasa, katanya. Kebijakan pinjaman Bank Investasi Eropa dapat berkembang, dan kerangka keuangan tahun jamakl berikutnya harus memiliki batas pengeluaran yang lebih besar untuk pertahanan dan antariksa, tambahnya.
Sumber: Anadolu-OANA
VOInews.id, Hamilton:PBB pada Kamis (7/11) memperingatkan situasi di Gaza Utara yang semakin memburuk, dengan menyatakan seluruh penduduk wilayah tersebut berada dalam “risiko kematian segera akibat penyakit, kelaparan, dan kekerasan.” Juru bicara deputi Stephanie Tremblay dalam konferensi pers mengatakan, “satu-satunya bantuan PBB yang diizinkan masuk ke Gaza Utara sejak pengepungan Israel dimulai sebulan lalu hanyalah pasokan untuk rumah sakit selama misi evakuasi medis,” dengan mengutip data dari Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA). “Serangan Israel menghalangi warga Palestina untuk mendapatkan kebutuhan dasar bagi kelangsungan hidup mereka, termasuk air,” ujarnya.
Tremblay menekankan, para pekerja kemanusiaan “tidak dapat bekerja dengan aman dan dihalangi oleh pasukan Israel serta kondisi keamanan yang berbahaya untuk mencapai orang-orang yang membutuhkan.” “Sebagaimana disampaikan pemimpin PBB dan organisasi kemanusiaan, Komite Tetap Antar-Lembaga, sepekan yang lalu, seluruh penduduk di Gaza Utara berada dalam risiko kematian yang segera akibat penyakit, kelaparan, dan kekerasan," tambahnya. Menyampaikan bahwa warga Palestina di Gaza Utara “tidak memiliki perlindungan sama sekali” sementara Israel terus melancarkan serangan tanpa henti, Tremblay mendesak perlindungan bagi warga sipil “di utara dan seluruh wilayah Gaza.”
“Hari ini, warga yang masih berada di beberapa bagian Gaza Utara dan gubernuran Gaza kembali diperintahkan keluar oleh otoritas Israel,” lanjutnya, dengan menyebutkan bahwa 14.000 orang yang terdampak terpaksa mengungsi dan tinggal di tempat-tempat penampungan serta lokasi lainnya.
Sumber: Anadolu
VOInews.id, Moskow:Calon presiden Amerika Serikat dari Partai Republik, Donald Trump, unggul di lima negara bagian, sedangkan saingannya dari Partai Demokrat, Kamala Harris, mendapat lebih banyak dukungan di Wisconsin dan Michigan, menurut jajak pendapat Real Clear Politics. Trump rata-rata unggul 0,8 persen di Arizona, Nevada, Pennsylvania, North Carolina, dan Georgia, sementara Harris unggul 0,5 dan 0,4 persen di dua negara bagian lainnya, yakni di Wisconsin dan Michigan, menurut data agregator tersebut.
Mantan presiden AS itu mengantongi suara paling signifikan (2,8%) di Arizona, sebanyak 49,1 persen pemilih di sana adalah pendukungnya, sementara 46,3 persen memilih Harris. Di Georgia, Trump unggul 1,3 persen (49,1% berbanding 47,8%), dan di North Carolina keduanya mencatatkan selisih 1,2 persen (48,7% vs 47,5).
Di empat negara bagian lainnya, selisih suara antar kandidat kurang dari satu persen. Harris, yang adalah petahana wakil presiden AS, dan mantan Presiden Trump bersaing untuk memperebutkan jabatan tertinggi di Amerika Serikat. Persaingan sengit diperkirakan bakal terjadi di sejumlah negara bagian yang menjadi medan pertempuran, yakni Pennsylvania, North Carolina, Georgia, Michigan, Arizona, Wisconsin, dan Nevada.
Sumber: Sputnik-OANA
VOinews.id, Washington:Jutaan warga Amerika mulai memberikan suara mereka pada Selasa (waktu setempat), begitu tempat pemungutan suara (TPS) dibuka di seluruh negeri. Masa depan presidensi AS akan ditentukan oleh persaingan ketat antara kandidat Demokrat Kamala Harris dan kandidat Republik Donald Trump. Tempat pemungutan suara pertama mulai dibuka pada pukul 5.00 pagi Waktu Bagian Timur (waktu setempat) di beberapa bagian Vermont, tetapi gelombang pembukaan besar pertama TPS dilakukan pada pukul 6.00 pagi Waktu Bagian Timur (waktu setempat). TPS yang dibuka pada pukul 6.00 pagi tersebut antara lain di Connecticut, New Jersey, New York, dan Virginia, serta beberapa bagian wilayah Kentucky dan Maine. North Carolina, Ohio, dan West Virginia dibuka pada pukul 6.20 pagi Waktu Bagian Timur (waktu setempat).
Gelombang pembukaan TPS lainnya berlangsung di seluruh AS seiring berjalannya waktu, dengan pemungutan suara terakhir dibuka di negara bagian Hawaii pada tengah hari Waktu Bagian Timur (waktu setempat). Penutupan akan dimulai di beberapa negara bagian pada pukul 7.00 malam Waktu Bagian Timur (atau 00.00 GMT pada Rabu), dengan Alaska dibuka paling lama hingga pukul 1 pagi pada Rabu Waktu Bagian Timur (atau 06.00 GMT).
Siapa pun yang berada dalam antrean saat tempat pemungutan suara resmi ditutup akan tetap diizinkan untuk memberikan suaranya, tetapi, itu berarti tempat pemungutan suara kemungkinan akan tetap buka melebihi waktu penutupan resminya selama pemilih masih dalam antrean. Menurut data Election Lab di University of Florida, hampir 83 juta orang memberikan suara lebih awal dalam siklus pemilihan tahun ini melalui pos atau pemungutan suara secara langsung. Jumlah tersebut jauh lebih sedikit dibandingkan dengan lebih dari 101 juta orang yang memberikan suara pada 2020, ketika AS dilanda pandemi COVID-19.
Hingga Senin, Trump dan Harris terjebak dalam persaingan ketat secara nasional, dengan Harris hanya unggul 0,1 persen dengan 48,7 persen suara, dan Trump sebanyak 48,6 persen, menurut kompilasi jajak pendapat yang disusun oleh situs Web RealClearPolitics. Negara-negara bagian penentu kemungkinan akan tentukan hasil pemilu Akan tetapi, alih-alih memperoleh dukungan nasional, persaingan suara hampir pasti akan berpusat di tujuh negara bagian medan pertempuran utama - Arizona, Georgia, Michigan, Nevada, Pennsylvania, North Carolina, dan Wisconsin - di mana para kandidat menghadapi persaingan ketat serupa dengan selisih jauh di bawah margin kesalahan jajak pendapat. Trump unggul paling besar di Arizona, di mana dia unggul 2,8 persen, diikuti Georgia 1,3 persen, North Carolina 1,2 persen, Nevada 0,06 persen, dan Pennsylvania 0,4 persen. Sementara Harris terus unggul di Michigan sebesar 0,5 persen dan Wisconsin 0,4 persen. Jajak pendapat tersebut memiliki margin kesalahan sekitar 3-5 persen.
Kedua kandidat menghabiskan pekan terakhir sebelum pemilihan dengan melakukan kampanye besar di sejumlah negara bagian, dengan Harris mengunjungi Pennsylvania untuk serangkaian kampanye di beberapa kota pada Senin dan Trump menghabiskan sepanjang harinya di sana sebelum kampanye pada larut malam di Grand Rapids, Michigan. Media-media besar kemungkinan besar tidak akan mengumumkan pemenang pada Selasa malam, sebagaimana yang telah menjadi kebiasaan hingga 2020, mengingat ketatnya persaingan di negara-negara medan pertempuran. Negara-negara bagian yang menjadi medan pertempuran dianggap sangat penting karena AS tidak memilih presidennya secara langsung.
Sebaliknya, proses pemilu berlangsung melalui Electoral College atau Suara Elektoral, di mana 538 perwakilan memberikan suara mereka sesuai dengan hasil di negara bagian yang mereka wakili. Kedua kandidat harus memperoleh 270 Suara Electoral untuk mengeklaim kemenangan. Jumlah suara elektoral dialokasikan ke negara bagian berdasarkan jumlah penduduknya, dan sebagian besar negara bagian memberikan semua suaranya kepada kandidat mana pun yang memenangkan negara bagian dalam pemungutan suara umum. Namun, hal itu tidak berlaku di Nebraska dan Maine, yang mengalokasikan suara mereka berdasarkan hasil di distrik kongres, serta pemenang suara terbanyak di negara bagian tersebut.
Sumber: Anadolu-OANA