Print this page
Tuesday, 31 July 2018 09:31

Pancasila Merupakan Titik Temu Sebagai Falsafah NKRI.

Written by 
Rate this item
(0 votes)


Pancasila merupakan titik temu atau Kalimatun Sawa yang dijadikan sebagai falsafah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Demikian diungkapkan Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) Ahmad Basarah di Komplek Parlemen Senayan, Jakarta (25/7) 2018. Mengutip laporan mpr.go.id, kepada empat ratus lima puluh lima Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Galuh, Basarah mengungkapkan, Pancasila adalah warisan pendiri bangsa, dan sebagai ideologi bangsa, Pancasila  bukanlah ideologi agama tertentu dan juga bukan ideologi yang kosong dengan nilai-nilai agama dan ketuhanan. 

Dalam kesempatan itu, Ahmad Basarah mengungkapkan keprihatinannya, dengan menguatnya paham-paham yang berpotensi kuat memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa. Ahmad Basarah mengajak kepada segenap mahasiswa dan mahasiswi Universitas Galuh untuk menjaga dan merawat Pancasila. Dengan menjaga dan merawat Pancasila artinya sama dengan menjaga keutuhan dan persatuan Indonesia. 

Sementara itu,  Ketua Dewan Kebudayaan Kota Yogyakarta, Achmad Charris Zubair di Bantul (27/7) seperti dikutip KRjogja.com mengatakan sejatinya Pancasila mengandung dua nilai yang sangat universal, yakni ketuhanan dan kemanusiaan. Pancasila sudah teruji dalam kehidupan berbangsa, bermasyarakat dan bernegara. Apalagi masyarakat Indonesia ini hidup di tengah kehidupan yang plural dan majemuk. Terbukti bahwa Pancasila dapat menyatukan masyarakat untuk membangun bangsa menuju kesejahteraan.

Menurut Charris, dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, Pancasila mencakup pada nilai nasionalisme di Sila Ketiga dan demokrasi pada Sila Keempat. Nilai-nilai tersebut penting untuk diaplikasikan atau diaktualisasikan dalam keseharian agar tidak berhenti pada hafalan atau slogan semata.

Dalam acara yang sama, kepala Pusat Studi Pancasila UGM, Dr Heri Santoso mengungkapkan Pancasila juga sebagai dasar manusia untuk mawas diri. Menurutnya, seringkali manusia senantiasa memburu ego pribadi tanpa memperhatikan orang lain. Jika hal itu tidak dikendalikan, akan menjadi sumber masalah di kemudian hari.

Read 1011 times
Daniel

Latest from Daniel