"Saat ini saya berada di Doha menghadiri undangan Sekjen PBB untuk membahas perkembangan di Afganistan," kata Menlu Retno dalam laman resmi Kementerian Luar Negeri RI pada Selasa.
Pertemuan itu juga membahas tindak lanjut dari asesmen independen yang diamanatkan Dewan Keamanan (DK) PBB kepada Sekjen PBB. Asesmen yang didasarkan pada Resolusi 2679 (2023) tersebut sebelumnya telah disampaikan ke DK PBB pada 9 November lalu. Selain Indonesia, negara-negara yang selama ini aktif dalam isu Afganistan juga hadir, termasuk negara-negara yang berbatasan langsung dengan Afganistan.
"Dari ASEAN hanya Indonesia. Dari Asia terdapat beberapa negara lain seperti RRT, Jepang, India, Pakistan dan juga negara-negara yang berbatasan dengan Afghanistan," kata Retno.
Dalam pertemuan tersebut, Menlu menyebut Indonesia menyambut baik laporan Sekjen PBB. Indonesia juga mencatat laporan situasi hak-hak perempuan Afganistan dari sejumlah lembaga PBB, dan respon otoritas Taliban terhadap laporan tersebut.
"...Dari laporan dan respon Taliban terdapat gap (celah) yang cukup lebar antara apa yang diharapkan masyarakat internasional dan stakeholders (pemangku kepentingan) lainnya dengan apa yang dilakukan oleh Taliban saat ini. Dengan demikian, tantangan utama adalah bagaimana menjembatani gap tersebut," ujarnya.
Retno menyebut, Indonesia menyarankan agar isu perempuan harus jadi salah satu prioritas dalam pertemuan komunitas internasional dengan Taliban. Dalam isu ini, Retno menyebut PBB perlu terus berkoordinasi dengan OKI. Indonesia juga disebutnya sepakat dengan rekomendasi Sekjen PBB mengirimkan utusan khusus ke Afganistan, asalkan bisa bekerja dengan baik.
"Pada prinsipnya Indonesia sepakat dengan rekomendasi Sekjen PBB mengenai penunjukkan Utusan Khusus Sekjen PBB untuk isu Afghanistan. Yang perlu dipastikan adalah bahwa Utsus tersebut dapat bekerja dan deliver," kata Menlu melanjutkan.
Menlu Retno juga mengangkat peran Indonesia membantu perempuan Afganistan dalam pertemuan tersebut. Bantuan tersebut antara lain pemberian beasiswa, literasi keuangan, dan pembicaraan untuk mengembangkan kurikulum madrasah. Indonesia juga telah menyumbang 10 juta dosis vaksin polio, klinik berjalan, ambulans, dan obat-obatan untuk Afganistan.
Di samping bertemu Sekjen PBB, Menlu Retno juga bertemu pemimpin dan utusan khusus sejumlah negara di Doha. Dari Doha, Menlu akan terbang ke Rio de Janeiro, Brasil untuk menghadiri Pertemuan Menteri Luar Negeri G20.