27
April

27.4.2024 menkesVOInews, Jakarta: Indonesia dan Swedia meluncurkan Platform Layanan Kesehatan 2024 sebagai bagian dari Program Kemitraan Berkelanjutan Swedia-Indonesia (SISP) yang telah diluncurkan sejak 2020. Peluncuran ini dihadiri oleh Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin dan Duta Besar Swedia untuk Indonesia Timor Leste dan ASEAN Daniel Blockert, serta pelaku industri kesehatan dari kedua negara.

 

“Platform ini menunjukkan bagaimana berbagai pemangku kepentingan di Indonesia dan Swedia dapat berkolaborasi di sektor kesehatan," kata Budi Gunadi dalam sambutannya di Jakarta, Jumat (26/4/2024).

 

Budi Gunadi menyampaikan bahwa melalui SISP, pemerintah Indonesia ingin memfasilitasi sektor bisnis dari kedua negara untuk memperluas jaringan dan peluang kerja sama. Menurut dia, para pelaku bisnis memiliki peran tinggi dalam mendorong dan menyukseskan program kedua negara yang ingin meningkatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat.

 

"Kami, dari pihak pemerintah, perlu memfasilitasi sektor swasta dan sektor swasta perlu memperkuat keterlibatan mereka dengan pemangku kepentingan lainnya," katanya.

 

Duta Besar Swedia untuk Indonesia, Timor Leste dan ASEAN, Daniel Blockert mengatakan Peluncuran Platform Kesehatan SISP menjadi momen penting dalam kemitraan jangka panjang antara Swedia dan Indonesia. Platform yang mencakup berbagai kerja sama bidang kesehatan ini, menurut dia, akan mendukung visi Indonesia dalam bidang kesehatan.

 

"Program-program seperti peningkatan kapasitas, simposium layanan kesehatan, dan inisiatif bersama, akan menyatukan para ahli kedua negara untuk memenuhi visi pemerintah Indonesia dalam bidang kesehatan," katanya.

 

Kemitraan berkelanjutan Swedia-Indonesia (SISP) adalah platform antar pemerintah (G-to-G) untuk mengembangkan kolaborasi antara Swedia dan Indonesia dimana kedua negara bekerja sama untuk memenuhi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) 2030. Kemitraan ini bertujuan untuk membina kerja sama antara institusi dan perusahaan Swedia dan Indonesia di berbagai sektor termasuk transportasi, energi, kesehatan, pertambangan dan manufaktur.

 

Platform Layanan Kesehatan SISP bekerja pada tiga tingkatan: antar pemerintah, akademisi melalui program beasiswa PhD, serta sektor swasta melalui Program Pengembangan Layanan Kesehatan. Melalui upaya kolaboratif perusahaan Swedia, termasuk AstraZeneca, Elekta, Essity, Getinge, dan Hemocue, Platform Layanan Kesehatan SISP bertujuan untuk memanfaatkan keahlian dan inovasi Swedia untuk berkontribusi pada layanan kesehatan berkelanjutan di Indonesia, dengan fokus pada bidang-bidang utama seperti digitalisasi, perawatan kanker, perawatan darurat kritis, perawatan diabetes, serta kesehatan ibu dan anak.

26
April

Duta Besar Belanda untuk Indonesia, Timor Leste, dan ASEAN, Lambert Grijns dalam perayaan Koningsdag di Erasmus Huis, Jakarta, Kamis (25/4/2024). (Foto: VOI/Rama Shidqi P.)

VOInews, Jakarta: Kedutaan Besar Belanda di Jakarta menyelenggarakan perayaan Koningsdag (Hari Raja Belanda), Kamis (25/4/2024). Perayaan berlangsung di Erasmus Huis, pusat kebudayaan Belanda yang masih terletak satu kompleks dengan kedutaan.

 

Duta Besar Belanda untuk Indonesia, Lambert Grijns dalam sambutannya menyebutkan sejumlah hal-hal menarik terkait hubungan kedua negara. Di antaranya ialah banyaknya warga Indonesia yang mengajukan visa ke Belanda dan menempuh studi di sana. Ia juga menyebutkan bukti eratnya hubungan kedua negara, seperti kedatangan kapal perusak Belanda dan wakil menterinya ke Indonesia.

 

"Salah satu dari kapal perusak terbesar angkatan laut kami akan berkunjung ke pelabuhan di Jakarta bukan depan," kata Grijns.

 

Dubes Grijns mengungkap, kedua negara telah menyelesaikan pembentukan komisi ekonomi bersama, sebagai tindak lanjut kemitraan komprehensif Indonesia-Belanda. Beberapa yang mereka bahas ialah program investasi infrastruktur berkelanjutan ke Indonesia senilai €300 juta (sekitar Rp5,2 triliun). Ia mengklaim negaranya sebagai negara Eropa dengan jumlah investor terbanyak di Indonesia.

 

"Bagaimana pun, kami merupakan investor Eropa terbesar (di Indonesia), dengan kehadiran perusahaan-perusahaan Belanda yang luas," kata Grijns.

 

Dubes Grijns sempat menyinggung masa tugasnya sebagai duta besar di Indonesia yang sebentar lagi berakhir. Grijns mengenang kunjungan raja Belanda, Willem-Alexander ke Indonesia empat tahun lalu. Raja Willem-Alexander menyebut Indonesia sebagai negara yang "berjiwa tua dan berhati muda", menggambarkan sosok yang sepuh namun penuh semangat.

 

"Dan saya sangat setuju, karena beberapa tahun terakhir saya telah menyaksikan transformasi Indonesia yang luar biasa tanpa henti, pembangunan yang didorong oleh optimisme dan ambisi," kata Grijns melanjutkan.

 

Grijns mengakui kepemimpinan Indonesia di bawah Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi, yang hadir pada kesempatan itu. Ia menilai Indonesia telah membuat penanda dengan kepemimpinannya di G20 dan ASEAN, serta langkah Indonesia menuju anggota OECD.

 

"Seiring dengan kemajuan besar Indonesia menuju keanggotaan OECD... saya akan merindukan kehangatan Anda dan negara Anda," katanya kepada Menlu Retno.

 

Dalam Koningsdag tahun ini, terpantau berbagai stan makanan khas Belanda seperti kroket, poffertjes, dan frikandel yang bisa dicicipi. Selain itu terdapat stan dari sponsor-sponsor, kebanyakan terkait dengan perusahaan atau budaya Belanda. Pengunjung terlihat berdesakan memenuhi stan-stan tersebut, sambil diiringi penampilan musik jazz dan undian berhadiah.

25
April

Retno Marsudi saat menghadiri ASEAN Future Forum di Hanoi, Vietnam, Rabu (24/4).(Foto: Kemlu RI)

VOInews, Jakarta: Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mendorong ASEAN untuk terus memainkan peran kepemimpinan dalam pengembangan arsitektur dan kerja sama di Indo-Pasifik. Hal itu ia sampaikan saat menghadiri ASEAN Future Forum di Hanoi, Vietnam, Rabu (24/4/2024).

 

Retno Marsudi juga menekankan pentingnya persatuan ASEAN dan dapat merespons berbagai tantangan di kawasan dengan sigap.

 

“Saya sampaikan juga bahwa isu keamanan mencakup banyak dimensi, tidak hanya aspek militer dan politik, tetapi juga sosial, ekonomi dan lingkungan yang sama-sama penting dengan isu keamanan, dan harus ditangani secara komprehensif,” kata Retno Marsudi dalam keterangan yang diterima di Jakarta.

 

Retno Marsudi menyampaikan, ASEAN harus memastikan Indo-Pasifik menjadi kawasan yang damai, terbuka dan inklusif yang mengedepankan dialog dan kolaborasi konkret dengan pendekatan win-win dan bukan pendekatan zero-sum, serta penghormatan dan implementasi hukum internasional dilakukan secara konsisten.

 

“Oleh karena itu, pengarusutamaan implementasi ASEAN Outlook on the Indo-Pacific dalam seluruh mekanisme ASEAN menjadi sangat penting," katanya.

 

Sebagaimana terefleksi pada keketuaan Indonesia tahun lalu, tahun lalu teman-teman ingat kita menyelenggarakan ASEAN-Indo Pacific Forum dan penguatan hubungan dengan Pacific Island Forum dan Indian Ocean Rim Association (IORA),” kata Retno.

 

Hal lain yang juga disampaikan dalam kesempatan tersebut adalah bahwa ASEAN harus memiliki pendekatan yang komprehensif untuk isu keamanan. Menurutnya, isu ketahanan pangan, energi, dan keuangan diproyeksikan akan menjadi tantangan ekonomi utama yang dihadapi ASEAN di masa depan.

 

“Saya sampaikan juga bahwa isu keamanan mencakup banyak dimensi, tidak hanya aspek militer dan politik, tetapi juga sosial, ekonomi dan lingkungan yang sama-sama penting dengan isu keamanan, dan harus ditangani secara komprehensif,” kata Retno Marsudi.

 

Ia pun menyampaikan bahwa ASEAN juga harus dapat mengatasi risiko keamanan yang timbul dari digitalisasi dan perkembangan teknologi terkini seperti artificial intellegence (AI) dengan mendorong dan turut menentukan tata kelola digital global dan menjembatani perbedaan digital serta memperkuat literasi digital.

 

“Kemajuan teknologi seperti artificial intelligence dan big data di satu sisi membawa manfaat besar, namun di sisi lain menjadi tantangan besar bagi keamanan yang memerlukan respons inovatif dan adaptif,” kata Retno.

 

Retno Marsudi juga menekankan pentingnya kerja sama kolektif untuk mengatasi keamanan kawasan dan global karena masing-masing negara tidak akan dapat mengatasi tantangan sendirian. Ia pun menekankan pentingnya proses yang inklusif dalam pengembangan Visi Komunitas ASEAN 2045 dengan memperhatikan suara dan kepentingan masyarakat ASEAN.

24
April

Poster kegiatan Youth Forum yang diposkan di akun Instagram RRI Voice of Indonesia, Rabu (24/4/2024), dengan pembaruan pada waktu kegiatan. (Foto: Instagram @voi__official)

VOInews, Jakarta: RRI Voice of Indonesia (VOI) bekerjasama dengan Universitas Mataram (Unram) akan menyelenggarakan gelar wicara Youth Forum yang ketujuh. Acara bertajuk “Mencari Cuan Sambil Kuliah” itu akan berlangsung di Ruang Senat Rektorat Unram, Mataram, NTB, Kamis (25/4/2024). Youth Forum kali ini rencananya menghadirkan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, Sandiaga Uno sebagai pembicara kunci (keynote speaker). Demikian seperti terlihat pada poster di akun Instagram resmi VOI, @voi__official.

 

Di antara pembicaranya ialah Wahyu T. Setiobudi, pakar bisnis dari Binus Business School dan pembawa acara VOI BizTalk. Selain Wahyu, Erwin Irawan dari Gerakan Ekonomi Kreatif Nasional NTB dan Rini Nofrida dari Unram juga menjadi pembicara. Terdapat pula penampilan hiburan dari The Sugar Daddy dan Sentras - Tari Gandrung.

 

Kepala RRI Voice of Indonesia Soleman Yusuf mengatakan, ini sejalan dengan kepedulian VOI. Menurutnya, media global dari RRI ini peduli terhadap generasi muda.

 

"Saya ingin katakan, kalau Voice of Indonesia itu tidak hanya berperan sebagai media radio internasional yang mempromosilkan citra positif bangsa atau second track diplomacy, yang berisi informasi politik, ekonomi, pertahanan, sosial, dan budaya, tetapi juga memiliki kepedulian terhadap generasi muda bangsa, termasuk adek-adek mahasiswa," ujar Soleman dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu (24/4/2024).

 

Soleman juga menjelaskan langkah-langkah yang dinilainya menunjukkan kepedulian VOI pada generasi muda. Selain memiliki program relawan (volunteer) dan magang untuk mahasiswa, sebagian narasumber program VOI Biztalk berasal dari kaum muda.

 

Soleman menambahkan, kebutuhan mahasiwa pada masa perkuliahan cukup besar. Untuk itu, mereka memerlukan 'cuan' atau keuntungan tambahan, bahkan ada yang ingin mandiri secara finansial.

 

"Kita tahu, mahasiswa biasanya memiliki banyak kebutuhan yang harus mengeluarkan uang. Biasanya uang saku yang diberikan orang tua masing kurang untuk memenuhi kebutuhan hidup. Ya, jadi solusi dari pengeluaran yang lebih besar tersebut bisa diatasi dengan melakukan berbagai kegiatan yang menghasilkan rupiah," ujar Soleman.

 

Menurut Soleman, pekerjaan untuk mendapatkan penghasilan tambahan yang dilakukan mahasiswa seharusnya lebih fleksibel agar tidak mengganggu perkuliahan. Ia yakin, dengan narasumber yang dihadirkan, Youth Forum dapat memberikan wawasan kepada pesertanya mengenai hal tersebut.

 

"Youth Forum dengan tema "Mencari Cuan Sambil Kuliah" ini menghadirkan narsum (narasumber) yang kapabel, ahli di bidangnya. Jadi saya yakin lewat acara ini peserta akan mendapatkan ilmu, pengetahuan, jenis pekerjaan apa saja yang cocok untuk mahasiswa, dan bagaimana membagi waktu antara kuliah dengan kerja," tegas Soleman.

 

Youth Forum ini akan disiarkan langsung di RRI Voice of Indonesia mulai pukul 09.00 WIB, atau 10.00 WITA di Mataram. Selama acara berlangsung, VOI dapat didengar atau ditonton di situs www.voinews.id dan aplikasi RRI Digital. VOI juga menyediakan video siaran langsung (live streaming) di kanal YouTube VoI Official.

Page 1 of 622