Akbar

Akbar

03
May

 

VOInews.id, Sitaro: Gumpalan asap tipis berwarna putih kelabu membumbung setinggi 200 meter dari pusat kawah Gunung Ruang yang terletak di Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara. "Visual Gunung Ruang tanggal 3 Mei 2024, pukul 06:28 WITA, asap putih kelabu bertekanan lemah dengan tinggi 200 meter," demikian laporan Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Hendra Gunawan dalam laporan yang diterima di Jakarta, Jumat.

 

Hendra menuturkan meski aktivitas vulkanik dan kegempaan Gunung Ruang saat ini cenderung landai, namun pihaknya masih menyematkan status level IV atau awas bagi gunung api bertipe strato tersebut. Sepanjang hari ini pukul 00:00 hingga 06:00 WITA, jumlah gempa vulkanik dangkal tercatat sebanyak 5 kali, gempa vulkanik dalam hanya 1 kali, gempa tektonik jauh ada 2 kali, dan tidak ada aktivitas erupsi. Pada Kamis (2/5), data kegempaan yang tercatat oleh stasiun seismik Taliwang 1 kali gempa letusan, 29 kali gempa vulkanik dangkal, 5 kali gempa vulkanik dalam, 2 kali gempa tektonik lokal, 10 kali gempa tektonik jauh, dan 1 kali gempa tremor menerus.

 

PVMBG meminta penduduk di sekitar Gunung Ruang untuk tidak memasuki wilayah radius enam kilometer dari pusat kawah aktif Gunung Ruang. Sedangkan, penduduk yang bermukim pada wilayah Pulau Tagulandang masuk dalam radius enam kilometer agar segera dievakuasi ke tempat aman di luar radius enam kilometer. Kemudian, penduduk di Pulau Tagulandang khususnya yang bermukim di dekat pantai agar mewaspadai potensi lontaran batuan pijar, luruhan awan panas, dan tsunami akibat material erupsi yang masuk ke laut atau runtuhan tubuh gunung api ke dalam laut.

 

Gunung Ruang diamati secara visual dan instrumental dari pos pengamatan gunung api yang berlokasi di Desa Tulusan, Kecamatan Tagulandang, Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara. Sebelum kejadian erupsi pada tahun 2024, Gunung Ruang pernah mengalami erupsi yang terjadi pada tahun 2002. Kala itu Gunung Ruang mengalami erupsi eksplosif yang disertai awan panas dan mengakibatkan kerusakan lahan dan pemukiman serta mengharuskan pengungsian penduduk.

 

Antara

03
May

 

VOInews.id- Kementerian Pendidikan Korea Selatan pada Kamis mengatakan kalangan universitas telah memutuskan untuk meningkatkan gabungan kuota penerimaan sekolah kedokteran tahun depan menjadi sekitar 1.500 kursi, kurang dari 2.000 kursi yang sebelumnya diizinkan pemerintah. Pengumuman itu muncul saat pemogokan besar-besaran oleh para dokter magang memasuki bulan keempat, sebagai protes atas kenaikan kuota sekolah kedokteran yang menurut mereka akan membahayakan kualitas layanan kesehatan dan pendidikan. Menurut kementerian dan Dewan Pendidikan Universitas Korea, sebuah asosiasi universitas jenjang empat tahun, sebanyak 31 fakultas kedokteran telah menyerahkan rencana penerimaan akhir mereka untuk 2025, yang menunjukkan peningkatan total sebanyak 1.469 kursi.

 

Mereka termasuk di antara 32 sekolah kedokteran yang diberi total 2.000 kursi penerimaan tambahan oleh pemerintah pada Maret. Delapan sekolah kedokteran di Seoul tidak mendapatkan kuota tambahan. Terlepas dari keputusan satu sekolah kedokteran yang tersisa, yakni Universitas Cha, total peningkatan gabungan akan berkisar antara 1.489-1.509 karena kuota universitas saat ini adalah 40 dan sekolah diperkirakan akan mencari penambahan antara 20 dan 40 kursi. Pemerintah pada awalnya mengalokasikan total 2.000 kursi tambahan untuk 32 sekolah kedokteran di luar Seoul.

 

Namun, pemerintah kemudian memutuskan untuk mengizinkan mereka menyesuaikan kuota penerimaan masing-masing untuk tahun depan dalam kisaran 50 hingga 100 persen dari kuota baru yang diberikan. Jika dihitung dengan total kuota saat ini, yaitu 3.058 untuk 40 sekolah kedokteran di seluruh negeri, revisi kuota sekolah kedokteran untuk 2025 akan berkisar antara 4.547 hingga 4.567 secara total. Sembilan sekolah kedokteran negeri di luar wilayah ibu kota telah memutuskan untuk menggunakan hanya sekitar 50 persen dari jatah kuota mereka.

 

Sementara itu, sebagian besar sekolah swasta telah memilih untuk sepenuhnya memanfaatkan jatah kuota mereka dalam rencana penerimaan mahasiswa baru pada 2025. Menurut rencana penerimaan universitas terkait pada 2026, fakultas kedokteran diharapkan untuk sepenuhnya memanfaatkan kuota yang dialokasikan pada tahun itu sehingga menghasilkan penambahan 2.000 kursi penerimaan lebih banyak dibandingkan dengan 2024.

 

Sumber: Yonhap-OANA

03
May

 

VOInews.id- Dana Anak Perserikatan Bangsa-bangsa (UNICEF) mendorong isu terkait pencapaian tujuan akses universal terhadap air, sanitasi dan kebersihan (WASH) pada 2030 dalam Forum Air Sedunia (World Water Forum/WWF) 2024. "Jadi, ada beberapa isu yang terkait pencapaian tujuan akses universal terhadap air, sanitasi dan kebersihan (WASH) yang ingin kami dorong," kata Spesialis WASH/Water, Hygiene, and Sanitation UNICEF Indonesia, Salathiel Nali, kepada ANTARA, di Jakarta, Kamis.

 

Beberapa isu tersebut, kata dia, didorong untuk mewujudkan akses yang universal terhadap air, sanitasi dan kebersihan pada 2030. Beberapa isu yang ada saat ini tersebut antara lain adanya kemajuan yang tidak merata. Nali menyatakan bahwa meski terdapat kemajuan dalam cakupan pasokan air, kemajuan tersebut tidak tersebar secara merata di seluruh wilayah. Selain tidak meratanya kemajuan di antara satu wilayah dengan wilayah lain, kualitas air juga menjadi tantangan saat ini. "Hanya karena ada akses terhadap air, bukan berarti air tersebut aman untuk diminum," katanya. Selain itu, kelangkaan air juga menjadi tantangan berikutnya karena keterbatasan sumber air tawar semakin meningkat. Lebih lanjut, Nali juga menyebut keberlanjutan sistem WASH sebagai tantangan lain yang harus diatasi karena memelihara dan mengelola sistem WASH dalam jangka panjang, menurutnya, merupakan sebuah tantangan.

 

Sementara itu, perubahan iklim juga menjadi salah satu tantangan utama karena bencana iklim dan kejadian cuaca ekstrem mengancam infrastruktur WASH yang sudah ada. Selain itu, tantangan juga muncul akibat adanya kesenjangan akses, di mana kelompok rentan seperti kelompok warga miskin atau mereka yang berada di daerah terpencil kemungkinan besar tidak memiliki akses terhadap layanan WASH. Dan terakhir, tantangan lain yang Nali sebutkan adalah terkait fenomena buang air sembarangan, di mana hampir 1 miliar orang masih melakukan buang air besar secara sembarangan sehingga menimbulkan risiko besar terhadap kesehatan.

 

"Secara keseluruhan, permasalahan utamanya adalah kesenjangan yang signifikan antara tujuan ambisius Agenda 2030 dan fakta saat ini terkait kesenjangan akses terhadap layanan WASH yang aman dan berkelanjutan," demikian katanya. WWF ke-10, yang akan digelar di Bali pada 18-25 Mei 2024, mengangkat tema "Water for Share Prosperity" dengan harapan bahwa kerja sama internasional dapat diperkuat dan inovasi dalam pengelolaan air yang berkelanjutan dapat didorong sehingga air dapat menjadi sumber kehidupan dan kemakmuran bagi semua orang.

 

WWF ke-10 itu akan fokus membahas empat hal, antara lain tentang konservasi air (water conservation), air bersih dan sanitasi (clean water and sanitation), ketahanan pangan dan energi (food and energy security), serta mitigasi bencana alam (mitigation of natural disasters).

 

 

Antara

02
May

 

VOInews.id- Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan operasional Bendungan Tiu Suntuk di Kabupaten Sumbawa Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), yang berfungsi sebagai sumber baku air minum, irigasi, hingga mereduksi banjir. "Karena perubahan iklim, ke depan air menjadi kunci bagi kehidupan kita. Sekali lagi, air menjadi sangat penting bagi kehidupan kita, utamanya di NTB," kata Presiden Jokowi mengawali pidato peresmian bendungan Tiu Suntuk diikuti dalam jaringan (daring) Sekretariat Presiden di Jakarta, Kamis. Ia mengatakan operasional infrastruktur bendungan yang menjadi proyek strategis nasional itu penting untuk sektor pertanian dan air baku minum bagi masyarakat sekitar. Dikatakan Presiden Jokowi Bendungan Tiu Suntuk merupakan satu dari tujuh bendungan yang dikerjakan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dalam kurun waktu 10 tahun terakhir di NTB. "Oleh sebab itu, pemerintah dalam 10 tahun ini telah membangun tujuh bendungan di NTB, paling banyak," katanya.

 

Bendungan Tiu Suntuk yang menelan biaya pembangunan fisik mencapai Rp1,4 triliun memiliki kapasitas tampung air mencapai 60,8 juta meter kubik. "Bendungan Tiu Suntuk ini jadi salah satu bendungan besar yang berada di Kabupaten Sumbawa Barat ini menghabiskan anggaran Rp1,4 triliun, berarti Rp1.400 miliar, itu duit semuanya," ujarnya. Kepala Negara mengatakan bendungan tersebut kini dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan irigasi pada lahan seluas 1.900 hektare, untuk persediaan air baku sebanyak 680 liter per detik, dan juga bisa mereduksi banjir di sekitar Sumbawa Barat.

 

Menutup pernyataannya, Presiden Jokowi meresmikan operasional Bendungan Tiu Suntuk yang ditandai dengan pemutaran tuas roda pintu air serta menandatangani prasasti. "Dengan mengucap Bismillahirrohmanirrohim, pada pagi hari ini saya resmikan Bendungan Tiu Suntuk di Kabupaten Sumbawa Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat, terima kasih," ujarnya. Turut hadir mendampingi Presiden dalam agenda tersebut, Menteri PUPR Basuki Hadi Muljono dan Menteri Pertanian Amran Sulaiman beserta sejumlah pejabat daerah setempat.

 

Antara