Sumarno

Sumarno

30
July

(voinews.id)Kementerian Perindustrian (Kemenperin) bersama kalangan industri bergotong royong membantu pemenuhan kebutuhan oksigen medis guna mendukung pemerintah mempercepat penanganan dan pengendalian pandemi COVID-19 di Indonesia.Palaksana tugas  Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin Putu Juli Ardika di Jakarta, Kamis mengapresiasi peran dari industri pulp dan kertas di antaranya PT OKI Pulp & Paper Mills, PT Indah Kiat Pulp and Paper, PT Lontar Papyrus Pulp and Paper Industry (Sinar Mas Group) serta Tanoto Foundation yang turut mendonasikan oksigen medis untuk memenuhi kebutuhan dalam penanganan pasien COVID-19 di Jawa Barat.

Total oksigen dari industri pulp dan kertas yang telah diterima Jawa Barat sampai Rabu (28/7/2021) sebesar 199,2 ton.Menurut Putu, kolaborasi dan gotong royong semua pihak, termasuk pemerintah dan korporasi, akan memudahkan upaya penanganan pandemi saat ini.Selain di Jawa Barat, provinsi lain yang telah mendapatkan bantuan oksigen medis dari industri pulp dan kertas, meliputi DKI Jakarta, Banten, Jambi, Lampung, Riau, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, dan Daerah Istimewa Yogyakarta.Antara

29
July

 

(voinews.id) Kepala Dinas Olahraga Dan Pemuda Provinsi Papua, Alexander Kapisa di Jayapura, Rabu, memastikan, sebagian besar pembangunan arena cabang olahraga di berbagai lokasi pertandingan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX di Papua sudah siap 100 persen. Menurut Kapisa, dengan rampungnya arena pertandingan PON XX Papua yang berstandar Internasional itu, maka perhelatan PON Papua juga sudah siap dilaksanakan pada Oktober 2021.

 Alexander Kapisa menambahkan, selain arena yang sudah siap, masyarakat di sekitar lokasi perhelatan juga sudah siap menyambut atlet–atlet dari 34 provinsi se-Indonesia dengan ikut vaksinasi COVID-19. PON XX Papua akan mempertandingkan 37 cabang olahraga yang berlangsung di empat klaster penyelenggara yakni Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Kabupaten Mimika dan Kabupaten Merauke. (antara)

29
July

 

(voinews.id)Peru ingin mengembangkan kerjasama dengan Indonesia dalam berbagai sektor. Hal itu disampaikan oleh Duta Besar Peru untuk Indonesia, Francisco Gutiérrez Figueroa kepada Voice of Indonesia, Rabu. Ia menjelaskan, saat ini pihaknya sedang berupaya mencapai target perdagangan senilai 1 milyar dolar Amerika Serikat pada tahun 2025.  Duta Besar Figueroa juga menjelaskan, Peru ingin meningkatkan hubungan di luar bidang ekonomi, seperti bidang pertahanan.

“Tujuan utama kami sekarang adalah untuk meningkatkan perdagangan antara Peru dan Indonesia. Misalnya pada tahun 2015 pemerintah Peru dan Indonesia menetapkan tujuan prioritas untuk mencapai volume perdagangan 1 miliar Dolar AS pada tahun 2025. Saya mengarahkan tujuan ini. Tapi juga kami ingin melangkah di luar sektor tradisional ini, seperti perdagangan, ekonomi, ke bidang lain. Misalnya (kedua negara-red) memiliki upaya yang sama dalam hubungan diplomatik, masalah politik, aspek hukum, dialog bilateral, dan bidang pertahanan. Khususnya di bidang pertahanan, kami bermaksud untuk meningkatkan hubungan kami karena industri militer di Indonesia telah berkembang dengan baik.”

Duta Besar Figueroa menambahkah, saat ini Peru dan Indonesia sedang membahas nota kesepahaman untuk mempromosikan warisan budaya utama kedua negara, yaitu Machu Picchu di Peru dan Borobudur di Indonesia. Diharapkan, dengan adanya nota kesepahaman ini, bukan hanya akan mengembangkan pariwisata, tetapi juga sektor pendidikan, serta meningkatkan pemahaman sejarah bagi pengunjung yang datang dari Peru maupun Indonesia. (nuke/pna/edit r)

29
July

 

(voinews.id)Sebanyak 30 provinsi di Indonesia telah mencapai standar testing Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di akhir masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat pada 25 Juli lalu. Hal itu dikatakan Juru Bicara Vaksinasi Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmidzi dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu. Siti Nadia menjelaskan, standar testing WHO memiliki tolok ukur minimal satu per seribu penduduk.

 Siti Nadia menjelaskan, pada masa awal pemberlakuan PPKM Darurat, hanya 14 dari 34 provinsi saja yang telah memenuhi standar testing WHO. Selain itu dia menyebut lima besar provinsi yang telah melakukan testing dengan standar WHO dan tertinggi diantaranya DKI Jakarta, DI Yogyakarya, Bali, Kepulauan Riau dan Kalimantan Utara. Siti Nadia menegaskan, ini penting untuk dapat menilai positivity rate dengan benar. (antara)