Tuesday, 02 January 2018 21:45

Mengantarkan Jiwa Melalui Ritual Tiwah

Written by 
Rate this item
(1 Vote)

 

VOI WARNA WARNI Ritual banyak sekali ditemukan di Indonesia. Jika Anda berkunjung ke Indonesia, pada waktu tertentu mungkin Anda akan menemukan sebuah tradisi yang selalu dilakukan masyarakat sekitarnya. Hal ini juga terjadi di Kalimantan Tengah, dimana masyarakat suku Dayak melakukan ritual yang disebut Tiwah. Ritual ini dipercaya sebagai cara untuk mengantarkan jiwa yang telah meninggal dunia ke alam baka. Jasad seseorang yang telah meninggal dunia selama belasan bahkan puluhan tahun ini akan dipindahkan ke sebuah tempat bernama Sandung.

Ritual Tiwah bertujuan sebagai ritual untuk meluruskan perjalanan roh atau arwah yang bersangkutan menuju Lewu Tatau atau Surga – dalam Bahasa Sangiang. Sehingga arwah tersebut dapat hidup tentram dan damai di alam Sang Kuasa. Selain itu, Tiwah Suku Dayak Kalimantan Tengah juga dimaksudkan oleh masyarakat sebagai prosesi suku Dayak untuk melepas Rutas atau kesialan bagi keluarga Almarhum yang ditinggalkan dari pengaruh-pengaruh buruk yang menimpa. Ritual yang dilakukan secara besar-besaran ini biasanya mampu menarik wisatawan untuk menyaksikannya.

Kedengarannya sedikit mengerikan ketika disebutkan bahwa keluarga almarhum melakukan ritual ini dengan cara memindahkan sisa jasad yang telah meninggal ke tempat lain. Itu berarti pihak keluarga harus memindahkan tulang belulang atau apapun yang tersisa dari seseorang yang telah lama dikuburkan. Meskipun hal ini dianggap sedikit menakutkan namun bagi masyarakat suku dayak di Kalimantan tengah, ini adalah satu hal penting yang harus dilakukan setiap keluarga.

Tiwah merupakan upacara ritual kematian tingkat akhir bagi masyarakat suku Dayak di Kalimantan Tengah (Kalteng), khususnya Dayak Pedalaman penganut agama Kaharingan sebagai agama leluhur warga Dayak. Bagi Suku Dayak, sebuah proses kematian perlu dilanjutkan dengan ritual lanjutan yang disebut sebagai penyempurnaan. Hal ini dilakukan agar tidak mengganggu kenyamanan dan ketentraman orang yang masih hidup. Selanjutnya, Tiwah juga bertujuan untuk melepas ikatan status janda atau duda bagi pasangan berkeluarga.

Setelah ritual Tiwah dilakukan, maka secara adat pasangan yang masih hidup diperkenankan untuk menentukan pasangan hidup selanjutnya atau tetap memilih untuk tidak menikah lagi. Melaksanakan upacara tiwah bukan pekerjaan mudah. Diperlukan persiapan panjang dan cukup rumit serta pendanaan yang tidak sedikit. Selain itu, rangkaian prosesi tiwah ini sendiri memakan waktu hingga berhari-hari nonstop, bahkan bisa sampai satu bulan lebih lamanya.

Jika dilihat dari sisi komersial, ritual semacam ini sangat diperlukan untuk mempromosikan sektor pariwisata di Indonesia terutama di Kalimantan Tengah. Namun kunjungan wisatawan juga diharapkan tidak menganggu kesucian ritual ini. Jadi sebaiknya wisatawan yang datang untuk meyaksikan ritual ini mengikuti peraturan yang telah dibuat. Ritual seperti ini memang tidak dapat ditentukan waktunya. Karena ritual ini telah masuk dalam agenda tahunan pemerintah setempat maka waktunya pun dapat Anda sesuaikan dengan jadwal berlibur Anda.

Hal ini dilakukan bukan untuk mengeksploitasi ritual tersebut. Semua dilakukan untuk mempertahankan dan memperkenalkan pada masyarakat luas akan kekayaan yang dimiliki oleh suku dayak Kalimantan tengah. demikian informasi mengenai sebuah ritual untuk mengantarkan jiwa sanak sodara yang telah meninggal dunia melalui tiwah. Terimakasih atas perhatian Anda dan sampai jumpa pada Warna Warni edisi berikutnya.

 

Read 3206 times