PT Freeport Indonesia (PT FI) meyakini proses transisi dari pertambangan terbuka ke pertambangan bawah tanah akan berjalan mulus, sehingga perusahaan menargetkan kapasitas produksi bijih (ore) akan kembali pulih pada 2022 menjadi 200.000 ton per hari dari saat ini sebesar 120.000 ton per hari.
Saat ini karena sedang berlangsung proses transisi penambangan, kapasitas produksi Freeport berkurang hingga 50 persen dari total kapasitas semula. Proses pertambangan terbuka diperkirakan akan selesai pada akhir 2019, dan saat itu proses pertambangan Freeport akan dilakukan di bawah tanah.
Direktur Utama PT Freeport Indonesia Tony Wenas, di pertambangan bawah tanah Grasberg, Mimika, Papua, Minggu mengatakan, Bijih yang ditambang itu nantinya akan diolah untuk menghasilkan konsentrat tembaga dan emas melalui proses memisahkan mineral berharga dari pengotor yang menutupinya. Pada 2019 PT Freeport Indonesia sudah mengucurkan investasi satu miliar dolar Amerika untuk mengembangkan tambang bawah tanah tersebut.
Antara.