Wednesday, 31 July 2019 07:27

Program 35.000 MW disesuaikan kebutuhan masyarakat

Written by 
Rate this item
(1 Vote)
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan memberikan paparan dalam Seminar Nasional BPK 2019 di Gedung BPK, Jakarta, Senin (22/7/2019). Seminar tersebut mengangkat tema "Memetakan Makna Risiko Bisnis dan Risiko Kerugian Negara di Bidang Migas". Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan memberikan paparan dalam Seminar Nasional BPK 2019 di Gedung BPK, Jakarta, Senin (22/7/2019). Seminar tersebut mengangkat tema "Memetakan Makna Risiko Bisnis dan Risiko Kerugian Negara di Bidang Migas". Foto : antaranews.com/Rivan Awal Lingga.

 

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan menegaskan pelaksanaan megaproyek pembangunan pembangkit berkapasitas 35.000 MW akan disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat dan dunia usaha. Dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA di Jakarta, Selasa, lebih lanjut, Jonan mengutarakan latar belakang penyusunan program yang dicanangkan pertama kali pada Mei 2015 itu adalah memperluas akses listrik kepada masyarakat. Tujuan inilah yang menjadi fokus utama pemerintah. Pada kesempatan yang sama, Pelaksana Tugas Direktur Utama PLN Djoko Abumanan mengatakan program 35.000 MW terdiri atas 25.000 MW milik pengembang listrik swasta dan 10.000 MW dibangun Perusahaan Listrik Negara. Dikatakannya, untuk di Jawa,  pembangkit yang dibangun PLN sudah terselesaikan semua kontraknya. Sementara pembangkit milik pengembang listrik swasta dengan skala besar mulai masuk pada September 2019 seperti PLTU Jawa 8 Cilacap dan PLTU Jawa 7 Bojonegoro. Pembangunan pembangkit ini diharapkan mampu menopang kebutuhan listrik masyarakat, termasuk kendaraan listrik di Indonesia. 

 

Antara.

Read 456 times Last modified on Wednesday, 31 July 2019 11:31