Tentara Nasional Indonesia –TNI akan berulang tahun ke-74 pada 5 Oktober mendatang. Perjalanan TNI cukup panjang dan berat dalam menjaga dan mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia -NKRI. TNI yang lahir dari rakyat ketika di tahun 1945 dan bersama rakyat bahu membahu mempertahankan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945. Dalam perkembangannya, TNI menjadi bagian penting dalam sejarah bangsa Indonesia. Bebagai sanjungan dan kritikan oleh masyarakat telah menjadi pengalaman berharga bagi TNI. Berdasarkan pada pengalaman tersebut, dan merujuk pada agenda reformasi 98. TNI kini sudah tidak lagi terlibat dalam politik praktis. Semua atribut TNI harus dilepaskan jika terjun ke dunia politik ataupun Sipil. Semua itu untuk menunjukan profesionalisme.
Terkait masalah profesionalisme, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto pada persiapan keamanan pelantikan Anggota MPR, DPR dan DPD mengaku bangga dengan seluruh prajuritnya. Menurutnya, momentum jelang HUT TNI ke-74, pada satu tahun ini apa yang dilakukan seluruh prajurit TNI, terkait profesionalitas sangat membanggakan seperti pelaksanaan tugas luar negeri, yang dilakukan baik di Libanon, maupun di Kongo. Hal ini mendapatkan apresiasi dari dunia internasional. Selain itu, prajurit TNI ikut serta membantu dalam pemadaman api kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di beberapa wilayah di Indonesia.
Profesionalisme TNI cukup baik dalam kiprahnya dalam perdamaian yang ditugaskan oleh PBB. Dalam beberapa kasus, pasukan TNI dibawah komando PBB berhasil meredam konflik seperi di Lebanon dan Kongo. Dengan sikap persuasif dan pendekatan profesional, TNI mampu menenangkan pihak-pihak bertikai dan model pendekatan TNI bahkan menjadi rujukan beberapa pasukan perdamaian di bawah komando PBB. Selain sikap pendekatan dalam pasukan perdamaian yang menjadi percontohan, sikap profesionalisme sebagai prajurit juga mendapat apresiasi dari sebuah majalah militer dunia, bahwa prajurit Indonesia menduduki peringkat ke-3 dunia terbaik dalam kemampuan sebagai prajurit tempur. Dengan parameter, TNI dinilai handal dalam kemampuan daya tahan hidup, kemampuan tempur, kemampuan taktik dan pengunaan senjata tanpa menggunakan alat modern.
Sejatinya, profesionalisme dimanapun kita mengemban tugas harus ditunjukkkan dengan melakukan kinerja terbaik. Ketika personil TNI bekerja sebagai alat negara untuk menjaga kedaulatan dan keamanan bangsa dengan baik dan benar sesuai undang-undang, niscaya jiwa profesionalisme akan muncul dengan sendirinya. Dirgahayu TNI.