Anggota Dewan Energi Nasional (DEN) Syamsir Abduh di Jakarta Sabtu meminta pemerintah untuk membentuk badan usaha energi baru terbarukan (EBT) tersendiri dalam rangka mengejar target bauran energi nasional 23 persen pada 2025. Ia mengemukakan capaian sampai tahun 2018 sebesar 16,22 persen, sudah lebih dari separuh angka yang ingin dicapai. Paling tidak, butuh sekitar tujuh persen lagi hingga 2025.Di sisi lain, la mengatakan, pemerintah juga diharapkan untuk menyempurnakan "feed in tariff" atau harga patokan pembelian harga energi berdasarkan biaya produksi EBT.
Selain itu, juga perlu ada penataan lahan dan kemudahan perizinan untuk kepentingan pembangunan lahan pembangkit, transmisi dan distribusi yang sesuai dengan rancangan tata ruang. Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI) Surya Darma mengatakan investasi pembangkit EBT masih perlu pembenahan untuk menarik minat investor untuk ikut berpartisipasi di dalam negeri.Pengembangan EBT perlu kolaborasi dari berbagai pihak. Ia mengatakan kolaborasi dengan pihak swasta cukup penting mengingat APBN bukan satu-satunya instrumen untuk meningkatkan porsi EBT yang ditargetkan mencapai 23 persen dalam bauran energi nasional pada 2025. Antara