Sunday, 22 December 2019 11:03

Kilang Milik Sendiri akan Hemat Devisa Negara

Written by 
Rate this item
(0 votes)
Foto : VOI (Andy) Foto : VOI (Andy)

 

Presiden Jokowi meninjau kawasan kilang PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) yang sudah dikuasai Pertamina di Kabupaten Tuban, Jawa Timur, Sabtu siang (21/12). Dalam peninjauan itu, Jokowi turut ditemani Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno dan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir.

Saat berada di lokasi, kedatangan Jokowi disambut para petinggi Pertamina seperti Komisaris Utama Basuki Tjahja Purnama alias Ahok dan Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati.  Jokowi lantas mendengarkan presentasi dari Nicke Widyawati terkait struktur grup Tuban Petro setelah diakuisisi Pertamina. Jokowi juga mendengarkan program-program PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI yang akan dijalankan ke depan.

Dalam keterangannya, Jokowi mengatakan bahwa penguasaan Pertamina terhadap kilang TPPI dapat menghemat devisa negara dengan menekan angka impor migas.  Selain migas, Petrokimia juga menjadi salah satu penyumbang impor terbesar di Indonesia. Oleh karena itu dengan adanya kilang TPPI, Jokowi berharap agar defisit transaksi berjalan dapat diatasi.

 

Pertamina telah mengakuisisi PT Tuban Petrochemical Industries (PT TPI) senilai Rp 3,1 triliun pada November lalu. Dengan demikian, Pertamina telah menjadi pemegang saham mayoritas, yaitu pemiliki sebesar 51% saham PT TPI. PT TPI merupakan induk dari perusahaan aromatik PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) yang dikunjungi oleh Jokowi Sabtu. Akuisisi tersebut merupakan salah satu tahap restrukturisasi utang TPPI sejak masa lalu.

Restrukturisasi TPPI jadi salah satu langkah pemerintah untuk menekan impor yang berpengaruh terhadap defisit neraca migas. Dalam kalkulasi pemerintah, bila kilang TPPI beroperasi dan dikembangkan secara optimal, impor produk petrokimia utama akan berkurang hingga sekitar 6.200 kiloton per tahun pada 2030. 

Dengan begitu, defisit neraca transaksi berjalan bisa berkurang sekaligus menghemat devisa negara hingga US$ 6,6 miliar pada tahun yang sama. VOI

Read 513 times Last modified on Monday, 23 December 2019 07:55