Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita mengatakan beras yang diimpor pemerintah merupakan buffer stock atau stok ekstra untuk mengurangi risiko kekurangan bahan baku. Pada Selasa, 27 Februari, dalam kunjungan kerja ke Indramayu Enggartiasto Lukita memastikan, beras impor tidak akan memasuki pasar. Ia pun memastikan, petani tidak perlu khawatir akan hasil panen raya tidak akan terserap karena adanya beras impor. Enggartiasto Lukita mengatakan, BULOG telah berkomitmen untuk menyerap hasil panen raya baik berupa beras maupun gabah sesuai dengan ketentuan yang ada. Dikatakannya, dengan adanya kebijakan impor beras, petani tidak akan dirugikan dan hasil panen raya tetap akan diserap oleh BULOG.
“ Jadi sekali lagi kita memastikan apa yang sudah disampaikan bahwa beras import kita pakai untuk cadangan dan tidak usah khawatir karena kita akan selalu melakukan operasi pasar seperti yang kemarin, seluruh pedagang beras di pasar tradisional akan kita tingkatkan lagi untuk kita isi dengan harga yang telah kita tetapkan. harga HET (harga eceran tertinggi) “.
Enggartiasto Lukita lebih lanjut menjelaskan, sebagai upaya untuk memastikan bahwa beras impor tidak akan didistribusikan ke daerah sentra produksi atau wilayah penghasil beras, pihaknya melakukan kunjungan kerja ke Indramayu dan Cirebon. Menteri Enggartiasto meninjau beberapa gudang Bulog yaitu Gudang Bulog Divre DKI Jakarta dan Banten, Gudang Tegal Girang dan Gudang Singakerta, Divre Indramayu. Di Gudang Singakerta Divre Indramayu, stok beras yang tersisa sebanyak 93 ton, dari total kapasitas mencapai 21.500 ton. Gudang akan terisi ketika memasuki panen raya. Menteri Perdagangan juga berkunjung ke beberapa pasar tradisional untuk mengecek harga kebutuhan pokok. sekar edit f