Indonesia berencana memulangkan para Warga Negara Indonesia –WNI yang berada di kapal pesiar Diamond Princess yangsedang dinegosiasikan dengan pemerintah Jepang untuk evakuasi. Memulangkan para WNI yang terkena bencana wabah di luar negeri tidak semudah dengan memulangkan warga yang terkena kasus imigrasi. Namun, rencana kepulangan dari daerah bencana butuh proses panjang. Selain diplomasi antar-negara, pemerintah juga harus menyediakan daerah khusus untuk mengobservasi sebelum para WNI tersebut kembali ke asalnya masing-masing.
Terkait pemulangan WNI di kapal pesiar, Presiden Joko Widodo di Jakarta Rabu 26 Februari, mengatakan bahwa proses evakuasi WNI Anak buah Kapal –ABK kapal pesiar Diamond Princess masih menunggu proses diplomasi dengan pemerintah Jepang. Menurut Presiden Presiden Joko Widodo, saat ini, Indonesia sedang mengevakuasi 188 WNI ABK World Dream dari Hong Kong. Dia mnegaskan proses evakuasi WNI dilakukan secara bertahap. Usai ABK World Dream, nanti dibicarakan proses WNI di Kapal Diamond Princess di Jepang. Presiden Joko Widodo juga menjelaskan keputusan pemulangan WNI di luar negeri terkait wabah virus, Covid-19 harus ekstra hati-hati. Karena hal itu menyangkut 267 juta penduduk Indonesia. Pemindahan itu harus tepat seperti apa yang dilakukan di Pulau Natuna.
Sementara itu, Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto memastikan, 9 WNI yang bekerja sebagai ABK Diamond Princess terkena virus dirawat dengan baik oleh otoritas Jepang. Dari sembilan WNI itu, lima orang di antaranya dirawat di rumah sakit, sedangkan empat orang masih di kapal. Sedangkan, sisanya 69 orang masih dalam kondisi sehat. Dia juga menegaskan, evakuasi harus dilakukan secara hati-hati guna menghindari penyebaran virus corona di Tanah Air.
Saat ini, Pemerintah Indonesia sangat serius melakukan penanganan penangkalan penyebaran virus corona. Karena Indonesia ingin mempertahankan zona hijau dalam penyebaran virus. Berkaca dari wabah Flu Burung pada tahun 2004 yang berhasil dituntaskan pada 2017 dengan upaya cukup melelahkan. Wajar jika pemerintah melakukan tindakan lebih selektif serta melakukan hal-hal baru seperti penunjukan daerah tertentu: Pulau Natuna dan Pulau Sebaru sebagai rehabilitasi dan observasi para WNI yang berasal dari negara terkena wabah virus corona.
Selain itu, pemeriksaan intensif dan teliti para terduga korban virus corona di beberapa rumah sakit menunjukan kemampuan yang cukup handal para dokter dan ahli medis Indonesia dalam menangani para korban dan menghadapi serangan serta ancaman virus tersebut. Selain dari pihak medis, pihak otoritas pintu masuk dari luar negeri, seperti Bandara dan Pelabuhan di setiap daerah juga disiagakan dan dilakukan pengawasan secara teliti dan akurat agar tidak terjadi penyebaran ke Indonesia.