Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Retno L. P. Marsudi, bersama delapan Menteri Luar Negeri Perempuan dari berbagai negara, telah berpartisipasi dalam pertemuan virtual “Women Foreign Ministers’ Meeting 2020” yang membahas dampak pandemi COVID -19 terhadap kaum perempuan pada hari Kamis, (16/04) Seperti dikutip laman kemlu.go.id ( 17/4) dalam kesempatan itu Menteri Luar Negeri Retno menggarisbawahi bahwa walaupun perempuan lebih rentan terpapar dampak negatif pandemi, perempuan terus tampil di depan, menjadi bagian dari solusi serta ujung tombak ketahanan ekonomi dan sosial masyarakat di tengah pandemik
Retno Marsudi mengatakan, dalam melihat peran perempuan di tengah pandemic COVID-19, hendaknya dikedepankan dua perspektif. Pertama perempuan sebagai bagian dari kelompok rentan yang harus dilindungi. Kedu, perempuan sebagai bagian dari solusi untuk melawan pandemi.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyatakan, bahwa dunia harus ingat bahwa 70 persen tenaga medis global adalah perempuan sehingga perempuan justru berada di garda depan dalam penanganan pasien Ia menjelaskan, sekitar 60 persen Usaha Micro Kecil Menengah (UMKM) di Indonesia yang memproduksi masker, baju pelindung dan hand sanitizer juga dimiliki oleh perempuan Dengan demikian perempuan telah menciptakan lapangan kerja dan secara bersamaan menjamin ketersediaan alat kesehatan yang sangat penting bagi tenaga medis.
Disamping itu peran strategis perempuan menjadi semakin signifikan di tengah berbagai kebijakan untuk work from home atau stay at home Merekalah aktor yang dapat mendidik komunitas untuk mengambil langkah preventif untuk menekan penyebaran virus"
Pada akhi pertemuan, Menlu Retno Marsudi menggarisbawahi pentingnya dunia internasional untuk saling mendukung dan memberdayakan perempuan untuk menjadi bagian dari solusi melawan pandemick Menlu RI juga mengingatkan pentingnya agar pemerintah di berbagai negara untuk memperhatikan kebutuhan dan peran perempuan dalam berbagai intervensi dan kebijakan di tengah pandemic
Menteri luar negeri perempuan yang berpartisipasi dalam pertemuan virtual tersebut adalah Marise Payne (Australia), Alexandra Hill Tinoco (El Salvador), Kamina Johnson-Smith (Jamaika), Raychelle Omamo (Kenya), Claudia Blum (Kolombia), Kang Kyung-wha (Korea Selatan), Maria Arancha Gonzalez Laya (Spanyol) dan Ann Linde (Swedia)