WHO menyatakan menghentikan sementara uji klinis hydroxychloroquine atau obat malaria sebagai pengobatan potensial bagi pasien virus corona. Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam konferensi pers virtual seperti dikutip dari AFP, Selasa (26/5) mengatakan, keputusan itu diambil setelah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal medis The Lancet menunjukkan obat itu dapat meningkatkan risiko kematian pasien Covid-19. Studi yang terbit di jurnal The Lancet ini menganalisis lebih dari 96 ribu pasien dengan Covid-19 di 671 rumah sakit di enam benua. Pasien dirawat mulai akhir Desember 2019 hingga pertengahan April 2020.
Dari sekian banyak pasien, mereka yang diterapi dengan hydroxychloroquine atau chloroquine tidak sampai 15 ribu pasien. Peneliti menemukan sekitar satu dari 11 pasien dalam kelompok yang tidak mendapatkan obat-obatan meninggal di rumah sakit. Sekitar satu dari enam pasien yang diobati dengan hydroxychloroquine atau chloroquine saja meninggal. Meski demikian, Kepala ilmuwan WHO, Soumya Swaminathan, menyatakan bahwa keputusan menghentikan uji coba tersebut merupakan tindakan sementara. cnnindonesia