Seorang ahli hak asasi manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyuarakan kekhawatiran tentang "kekurangan pangan yang meluas dan malnutrisi" di Korea Utara, Selasa. Kondisi tersebut diperburuk dengan hampir lima bulan penutupan perbatasan antara Korea Utara dengan Tiongkok dan langkah-langkah karantina ketat untuk melawan wabah COVID-19. Pelapor khusus PBB untuk hak asasi manusia di Korea Utara, Tomas Ojea Quintana, mendesak Dewan HAM PBB untuk "mempertimbangkan kembali sanksi" yang telah dikenakan pada negara yang terisolasi tersebut, guna memastikan pasokan makanan. Ojea Quintana mengatakan, Pandemi COVID-19 telah membawa "kesulitan ekonomi yang drastis" ke Korea Utara. Dia mengatakan, "prospek pendalaman lebih lanjut dari kekurangan makanan dan meluasnya kerawanan pangan mengkhawatirkan". Antara