Duta Besar Republik Indonesia untuk Prancis merangkap Andorra, Monako dan UNESCO, Arrmanatha Nasir hadir dalam pertemuan virtual 6th Special Session of Executive Board of UNESCO, yang diselenggarakan pada 8 dan 9 Juni 2020. Dalam kesempatan itu Indonesia menekankan pentingnya peran UNESCO dalam memitigasi dampak COVID-19 terhadap sektor pendidikan, budaya, sains, komunikasi dan informasi. Seperti dipublikasikan dalam en.unesco.org, Indonesia menyoroti beberapa poin, diantaranya, Program UNESCO harus berkontribusi untuk mitigasi dan adaptasi pandemi, dan cara-cara baru dalam menjalankan bisnis. Dalam kesempatan itu disampaikan, dalam system pendidikan Indonesia akan menerapkan kombinasi fisik kehadiran dan pembelajaran virtual sebagai perlengkapan tetap dalam system pendidikan.
Seperti dikutip laman kemlu.go.id (11/6) , dalam pertemuan yang membahas dampak COVID-19 terhadap metode dan program kerja UNESCO tersebut, Arrmanatha Nasir mengatakan, UNESCO juga harus dapat mengadaptasi metode kerjanya sehingga dapat bekerja secara lebih efektif dan produktif dengan tetap mempertahankan inklusivitas di masa krisis saat ini.
Indonesia telah menjadi anggota UNESCO sejak 27 Mei 1950. Sebagai Badan Khusus PBB, UNESCO sejalan dengan kepentingan nasional Indonesia terutama untuk menciptakan kepentingan nasional dalam menciptakan perdamaian dunia dan memajukan kepentingan umum melalui pembangunan dan kerjasama pendidikan, ilmu pengetahuan, kebudayaan, serta komunikasi dan Informasi.
Selain itu, Indonesia saat ini menjabat dengan posisi strategis sebagai anggota Executive Board UNESCO periode 2017-2021. Executive Board merupakan organ yang menentukan agenda pembahasan General Conference, proses penerimaan anggota dan penentuan program UNESCO ke depannya.