Setelah sejak Desember 2019 berjuang melawan Covid19, banyak negara kini memasuki tahap resesi.
Australia mengumumkan pertumbuhan ekonomi negara akan menyusut dan defisit anggaran akan menjadi yang terbesar sejak Perang Dunia ke dua. Kondisi ini terjadi karena dampak dari pandemi virus corona yang menginfeksi dunia. Dikutip dari AFP, pemerintah Australia mengungkapkan Produk Domestik Bruto (PDB) negara itu terkontraksi 7 persen pada kuartal II 2020 atau periode April-Juni. Kontraksi ini berpotensi mendorong Australia masuk jurang resesi ekonomi untuk pertama kalinya dalam hampir tiga dekade.
Menteri Keuangan Josh Frydenberg mengatakan defisit anggaran akan melonjak dan pemerintah Australia pun telah menggulirkan sekitar 289 miliar dolar Australia dalam stimulus ekonomi untuk melindungi negara dari dampak pandemi. Kucuran dana ini termasuk dukungan untuk pekerja, bisnis dan pensiunan. Tingkat pengangguran Australia saat ini tertinggi selama dua dekade yakni sebesar 7,4 persen, diperkirakan akan mencapai puncaknya yaitu sekitar 9,3 persen pada Desember 2020.
Selain Australia, Korea Selatan resmi mengalami resesi pada kuartal kedua, yang menjadi kemunduran ekonomi terparah negara itu sejak lebih dari dua dekade terakhir dengan ekspor yang merosot tajam akibat krisis pandemi virus corona. Singapura juga resmi dilanda resesi. Negara itu mengalami pertumbuhan ekonomi yang minus selama dua kuartal berturut-turut akibat pandemi virus Corona (COVID-19).
Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Tauhid Ahmad di Jakarta mengatakan negara yang diperkirakan mengalami resesi di kuartal II-2020 adalah negara-negara Uni Eropa (UE).Resesi bisa berdampak banyaknya orang yang kehilangan pekerjaan atau lebih sulit untuk mendapatkan peluang dan promosi baru. Akan lebih sedikit lowongan yang tersedia bagi lulusan baru yang mencari pekerjaan pertama. Mereka yang tetap bekerja mungkin akan tidak mengalami kenaikan gaji, harus bekerja lebih lama atau menerima pemotongan gaji.
Diharapkan, pemerintah negara-negara di seluruh dunia siap dan mampu menghadapi resesi ekonomi yang melanda akibat pandemi Covid 19. Sehingga dampak buruk yang ditimbulkan dapat diusahakan seminimal mungkin dan tidak berkepanjangan.