Putera Mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman melakukan lawatan ke Amerika Serikat selama tiga pekan. Selasa lalu (20 Maret 2018), Pangeran Mohammed telah bertemu dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Tentu saja Washington membuka lebar-lebar pintu bagi kedatangan sang Pangeran. Trump sendiri dengan senang hati menyambut pangeran Mohammed dan menunjukkan dengan bangga dalam sebuah papan besar nilai kunjungan sang Pangeran yang potensial bagi AS. Sambil berseloroh Trump menyatakan nilai pembelian yang mencapai lebih dari 12 milliar dollar AS itu hanya seperti membeli kacang.
Trump dengan hangat menyambut kedatangan Pangeran Mohammed dengan mengatakan Arab Saudi sebagai Negara sangat kaya dan membagi kekayaan itu kepada Amerika Serikat dengan membeli perlengkapan militer AS. Dalam soal senjata, Saudi royal berbelanja. Dengan peralatan tempur itulah, Saudi berani melakukan intervensi ke Yaman.
Di samping urusan pembelian senjata, Pangeran Mohammed bin Salman dengan Presiden Trump juga mendiskusikan beberapa isyu penting seperti blokade Qatar, perang di Yaman, keamanan Timur Tengah dan soal perjanjian Nuklir Iran. Sebelum tiba di AS, sang Pangeran sempat menyampaikan hubungan Saudi dengan AS akan terjalin kembali setelah 80 tahun. Memang di masa pemerintahan Barrack Obama, hubungan bilateral Saudi dengan AS relatif dingin. Terkait hal itu, Trump menyalahkan Obama, yang disebutnya membuat nilai perdagangan AS dengan Saudi menurun, dan berdampak pada penurunan lapangan kerja di AS.
Kunjungan untuk mengembalikan hubungan baik kedua Negara tentu positif saja. Yang menjadi persoalan, jika hasil lawatan itu membawa pulang senjata, yang digunakan untuk memperpanjang masalah di Timur Tengah. Bila pendekatan senjata yang dikedepankan, maka persoalan di kawasan itu rasanya malah akan semakin parah dan bukan semakin baik. Ini yang sama sekali tidak diinginkan.
Diharapkan, pangeran Mohammed bin Salman, yang telah mencetuskan visi 2030 Arab Saudi, melakukan reformasi sehingga dapat menjadi pimpinan masa depan Saudi. Sangat disayangkan bila sang Pangeran mengurangi kecemerlangan visi nya dengan senjata yang dibeli dari AS.