Indonesia dan Singapura sepakat memperkuat kerja sama di tiga sektor prioritas yakni capital market, ekonomi digital, dan pariwisata serta infrastruktur pendukungnya. Ini merupakan salah satu poin kesepakatan dalam 2nd Indonesia-Singapura Business Council ISBC Meeting yang diselenggarakan Badan Koordinasi Penanaman Modal BKPM bersama Kamar Dagang dan Industri Kadin Indonesia bekerja sama dengan Economic Development Board EDB Singapura dan Singapore Business Federation SBF di kantor BKPM di Jakarta, Kamis (5/4). Pertemuan tersebut merupakan salah satu tindak lanjut implementasi MoU ISBC yang telah ditandatangani pada 28 Juli 2017. Berdasarkan MoU tersebut disepakati rapat anggota ISBC dilaksanakan setahun dua kali secara bergantian di Jakarta dan Singapura.
Indonesia-Singapura Business Council ISBC adalah suatu wadah kerja sama antara pelaku bisnis Indonesia dan Singapura. Pembentukannya didukung oleh BKPM dan EDB yang berfungsi sebagai pengarah. Anggota ISBC adalah pengusaha papan atas 10 dari Indonesia dan 10 dari Singapura.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal, Thomas Lembong mengatakan, tiga sektor yang disepakati tersebut dipilih agar kedua negara sama-sama dapat mengambil manfaat serta mengoptimalkan potensi yang ada. Ia menjelaskan, Indonesia dapat mengambil keuntungan dari Singapura yang telah dikenal sebagai financial hub di kawasan Asia untuk mendapatkan pembiayaan dari proyek-proyek investasi di sektor pariwisata dan ekonomi digital. Thomas Lembong memaparkan, dalam first ISBC closed-door meeting yang diselenggarakan pada 7 September 2017 lalu di Singapura, disepakati bahwa dari enam sektor yang menjadi unggulan, hanya tiga sektor yang akan diprioritaskan dalam jangka menengah, yaitu pasar modal (capital markets), digital economy, dan pariwisata beserta infrastruktur pendukungnya. Thomas Lembong menegaskan, dari kegiatan tersebut delegasi diharapkan memperoleh informasi langsung tentang peluang proyek-proyek potensial pada sektor pariwisata dan infrastruktur.
Dari data yang dimiliki oleh BKPM realisasi investasi dari Singapura periode 2012-2017 mencapai angka 39 miliar dolar AS. Realisasi ini mencatatkan Singapura sebagai investor terbesar di Indonesia. Angka realisasi investasi dari Singapura cukup fluktuatif, posisi 2016 yang mencapai 9,1 miliar dolar AS turun menjadi 8,4 miliar dolar Amerika di tahun 2017. Investor Singapura banyak menanamkan modal di sektor tranportasi, pergudangan dan telekomunikasi, tanaman dan perkebunan serta industri kertas. Sementara terkait lokasi, sebaran investasi Singapura cukup merata ditandai dengan 51 persen berada di luar Pulau Jawa dan 49 persen berada di Pulau Jawa.