Tuesday, 10 April 2018 09:06

Presiden Ingin Pekerjaan Daerah Memakai Sistem Padat Karya Tunai.

Written by 
Rate this item
(0 votes)

Presiden Joko Widodo mengatakan, sejumlah pekerjaan di daerah akan dilakukan dalam skema Padat Karya Tunai. Menurut Presiden, program itu efektif dalam mendorong lapangan pekerjaan di daerah. Di sisi lain, infrastruktur di wilayah juga terbangun. Demikian disampaikan Presiden Jokowi kepada pers di sela Kunjungan Kerja ke Program Padat Karya Tunai berupa irigasi kecil di Desa Pasir Suren, Kecamatan Pelabuhan Ratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Minggu (8/4). Jalan yang relatif sempit ke desa itu membuat Presiden dan rombongan menggunakan sepeda motor untuk mencapai desa ini. Dalam kunjungan itu, Presiden didampingi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono dan Menteri Perhubungan Budi S. Karya.

Presiden Joko Widodo memilih Padat Karya Tunai karena ingin meningkatkan konsumsi masyarakat, sehingga daya beli meningkat. Presiden mengatakan, Padat Karya Tunai dibayar setiap minggu. Di Jawa Barat ada 711 lokasi yang totalnya menyangkut uang 159 miliar rupiah. Itu berarti uang sejumlah itu akan beredar di provinsi Jawa Barat.

Presiden Jokowi meminta semua kementerian menggunakan pendekatan Padat Karya Tunai. Nantinya setiap kementerian akan bersinergi, misalnya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat membangun saluran irigasi, sedangkan rel dwi ganda dikerjakan Kementerian Perhubungan yang sebagian dipadatkaryakan.

Sebelumnya, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono menjelaskan, jumlah Padat Karya Tunai irigasi kecil se-Indonesia ada di 5.000 lokasi dengan anggaran per lokasi 225 juta rupiah. Jumlah itu terdiri atas 30 juta rupiah untuk konsultan pendamping dan 195 juta rupiah untuk konstruksi dan ongkos pekerja.

Secara nasional, anggaran yang tersedia 1,2 triliun rupiah untuk irigasi kecil dan peningkatan irigasi 1,7 triliun rupiah di 5.600 lokasi. Sehingga total 2,8 triliun rupiah disediakan pemerintah untuk 10.200 lokasi seluruh Indonesia.

 

Read 896 times