Hari Minggu lalu (29/4), Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, memulai lawatannya ke kawasan Timur Tengah dengan melakukan kunjungan ke Uni Emirat Arab. Usai pertemuan dengan petinggi UAE, Shinzo Abe melanjutkan muhibahnya ke Yordania hari Senin (30 April). Selain kunjungan ke kedua negara tersebut misi Abe adalah bertemu dengan Perdana Menteri Israel dan Presiden Palestina. Perdana Menteri Abe menyebut prioritas misinya ke Timur Tengah kali ini adalah untuk perdamaian. Bagi Jepang kawasan Timur Tengah penting sekali untuk menjaga kelangsungan pasokan energi ke Jepang. Lawatan ke Timur Tengah sudah beberapa kali dilakukan Abe.
Ini menjadi kunjungan pertama pemimpin dari sebuah negara besar ke Palestina dan Israel, setelah Amerika Serikat mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel.
Kepada Netanyahu, Perdana Menteri Abe, menyampaikan minatnya untuk meningkatkan investasi Jepang di Israel. Selain itu, kedua negara sepakat membuka jalur penerbangan langsung Jepang-Israel. Netanyahu, menyambut gembira rencana peningkatan investasi Jepang di Israel.
Sebelum bertemu dengan Netanyahu, Perdana Menteri Shinzo Abe, bertemu dengan Presiden Palestina, Mahmoud Abbas di Ramallah, Tepi Barat. Jika dalam pertemuan dengan Netanyahu membahas peningkatan hubungan ekonomi, saat bertemu dengan Presiden Abbas, Perdana Menteri Shinzo Abe, menekankan rencana Jepang untuk tetap mempertahankan kantor Kedutaan Jepang saat ini,dan tidak memindahkannya ke Yerusalem.
Kepada Presiden Mahmoud Abbas, Perdana Menteri Abe, menegaskan, dukungan Tokyo terhadap kemerdekaan Palestina dalam kerangka dua negara. Bagi Abe, sengketa status Yerusalem harus diselesaikan dengan dialog antara negara-negara yang terkait.
Kunjungan Perdana Menteri Abe tersebut positif dalam rangka mencapai perdamaian di Kawasan Timur Tengah. Memang kawasan ini masih bergolak dibandingkan dengan penurunan ketegangan di kawasan Semenanjung Korea. Indonesia mendukung setiap langkah yang dilakukan untuk mewujudkan perdamaian di Timur Tengah. Lebih khusus lagi solusi dua negara yang disampaikan Perdana Menteri Abe, sama dengan apa yang selama ini diusulkan Indonesia.