Rencana pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, bulan Juni di Singapura memangdiwarnai ketegangan dan ketidakpastian. Meski demikian, Korea Utara menunjukkan keseriusannya dengan menutup situs nuklir Punggye-ri di Provinsi Hamgyong Utara. Demikian seriusnya, Korea Utara bahkan juga meledakkan tiga terowongan dan perangkat pendukungnya disaksikan para wartawan media internasional hari Kamis (24 Mei 2018). Seorang wartawan yang ikut hadir, kemudian mengatakan, ledakan terlihat di tiga buah terowongan dan dapat dilihat dari dek observasi yang berjarak 500 meter.
Kehadiran para wartawan media internasional di situs nuklir Punggye-ri dilaporkan Kantor Berita Korea Selatan Yonhap sejak Selasa lalu yang menyebutkan mereka berasal dari Korea Selatan, Amerika Serikat, RRT, Rusia dan Inggris. Yonhap mengatakan Korea Utara akan membongkan terowongan bawah tanah dan fasilitas lain di situs itu.
Namun ketegangan masih terjadi karena Korea Utara sempat mengancam menghentikan dialog. Negara itu menengarai, Amerika Serikat dan Korea Selatan telah melakukan latihan militer bersama belum lama ini. Misi Mike Pompeo tetap mengajak Korea Utara ke tahapan selanjutnya tampaknya berhasil setelah Korea Utara bersedia menghancurkan fasilitas nuklirnya. Itu dilakukan Korea Utara, setelah Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo, bertemu dengan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dalam suasana yang lumayan bersahabat.
Di tengah suasana yang semakin kondusif, Wakil Presiden Amerika Serikat, Mike Pence justru menyampaikan peringatan lewat media hari Senin (21 Mei) agar Kim Jong Un tidak “main-main” dengan President Trump. Ini tentunya bisa saja merusak apa yang sudah diupayakan Pompeo. Presiden Trump sendiri konon baru akan memutuskan apakah akan melanjutkan pertemuan dengan Kim Jong Un pekan depan. Namun kabar terakhir (Kamis, 24/5) Trump menarik diri dari rencana pertemuan dengan Kim Jong Un dengan alasan Korea Utara menunjukkan sikap bermusuhan dan kemarahan yang luar biasa.
Sebelumnya Amerika Serikat berjanji membantu Korea Utara dan tidak menumbangkan rezim jika Korea Utara mau menghentikan program nuklirnya.
Dunia tentu berharap, upaya damai yang sedang dibangun di semenanjung Korea tetap berlangsung. Mudah-mudahan tidak ada provokasi yang menjadikan proses yang sudah mulai positif ini mentah kembali. Jika masalah di semenanjung Korea selesai, masih ada persoalan di kawasan lain yang juga perlu diatasi.