Panglima Kodam 14 Hasanuddin, Mayor Jenderal TNI Agus Surya Bakti menjamu khusus 40 Atase militer negara sahabat dengan menu kuliner khas Sulawesi Selatan. Mayjen TNI Agus Surya Bakti di Makassar, Rabu (11/7) mengatakan, ini adalah kunjungan persahabatan dan para atase ini ingin mengenal keragaman budaya, suku dan kuliner di beberapa daerah termasuk di Sulawesi Selatan. Beberapa menu khas yang disajikan yakni makanan yang berbahan dasar daging seperti pallubasa, coto, konro, mie kering. Tak ketinggalan juga aneka panganan yang terbuat dari pisang seperti pallubutung dan barongko. Selain berkunjung langsung ke Kodam XIV Hasanuddin rombongan juga menyempatkan waktu mengunjungi Markas Komando Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Lantamal) VI yang disambut langsung Komandan Lantamal VI Laksamana Pertama (laksma) TNI Dwi Sulaksono beserta pejabat utama. Dwi Sulaksono menyampaikan harapan agar pertemuan dapat memperkuat hubungan baik dan persaudaraan antar negara.
Kota Ternate Tuan Rumah Hari Olahraga Nasional ke-35 Tahun 2018.
Informasi selanjutnya tentang Kota Ternate Tuan Rumah Hari Olahraga Nasional ke-35 Tahun 2018. Kota Ternate dipilih menjadi tuan rumah penyelenggaran Hari Olahraga Nasional (Haornas) ke-35, pada tanggal 9 September 2018 mendatang. Pelaksanaan Haornas di Kota Ternate sekaligus merupakan daerah pertama di Indonesia Timur yang dipilih menjadi tuan rumah Haornas. Tim Teknis Penyelenggara Haornas 2018 Kementerian Pemuda dan Olahraga, Ibrahim Yulianto Rabu (11/7/2018) mengatakan Ternate sangat antusias untuk menjadi tuan rumah Haornas tahun ini, yang nanti akan menjadi contoh daerah lain. Peringatan Haornas di Kota Ternate merupakan tantangan baru karena kultur dan budaya berbeda serta tradisinya yang kuat. Masyarakat di Kota Ternate diharapkan dapat memberikan inspirasi dan ikut meningkatkan perkembangan prestasi olahraga di Indonesia.
Revolusi hijau percepat pemulihan lahan kritis Kalimantan Selatan.
Program revolusi hijau yang digagas Gubernur Kalimantan Selatan Sahbirin Noor bisa mempercepat pemulihan lahan kritis yang luasnya mencapai ratusan ribu hektare di provinsi itu. Sekretaris Dinas Kehutanan Kalsel Rahmadin M.Y. di Kota Banjarbaru, Rabu, mengatakan program itu ditindaklanjuti oleh Dinas Kehutanan dengan mendorong berbagai pihak ikut berpartisipasi. Ia menjelaskan, jumlah lahan kritis di Kalimantan Selatan mencapai 640 ribu hectare. Melalui program revolusi hijau lahan yang rusak tersebut dapat dipulihkan dalam waktu 20 tahun. Ia mengatakan selama ini langkah untuk memulihkan lahan kritis melalui program penanaman bibit pohon dan imbauan kepada masyarakat agar berperan melakukan penanaman. Dia mengatakan langkah itu tidak efektif karena pemulihan lahan kritis baru bisa terwujud dalam kurun waktu 200 tahun ke depan sehingga waktunya lama. Melalui program revolusi hijau maka lahan kritis yang dipulihkan lebih cepat dan memangkas waktu 180 tahun karena hanya memerlukan waktu 20 tahun lahan bisa pulih.
Menurut Rahmadin, tindak lanjut yang dilakukan Dinas Kehutanan Kalimantan Selatan terkait dengan program revolusi hijau adalah mengusulkan rancangan peraturan daerah dan sudah disetujui Dewan Perwakilan Rakyat Daerah hingga disahkan menjadi perda. Selain itu, ditindaklanjuti melalui peraturan gubernur sehingga seluruh masyarakat wajib mematuhi perda yang dibuat khusus untuk menyelamatkan lingkungan tersebut. Dia mengatakan khusus di lingkup aparatur pemerintahan dilakukan kerja sama yang melibatkan instansi maupun individu aparatur agar berperan dalam program pelestarian lingkungan.