(voinews.id)Rusia pada Selasa (29/3) menyatakan janji untuk menurunkan skala operasi militer di sekitar Kota Chernihiv dan ibu kota Ukraina, Kiev. Namun, Amerika Serikat memperingatkan bahwa ancaman tidak berhenti, sementara Ukraina mengusulkan untuk menetapkan status netral sebagai tanda kemajuan perundingan Rusia-Ukraina. Serangan Rusia di Ukraina telah menyebabkan ribuan orang kehilangan nyawa atau terluka, hampir empat juta orang mengungsi ke luar negeri, dan ekonomi Rusia terpukul akibat rentetan sanksi. "Keputusan sudah diambil untuk, dalam jumlah banyak, mengurangi kegiatan militer di arah Kiev dan Chernihiv," kata Wakil Menteri Pertahanan Rusia Alexander Fomin kepada pers, Selasa.
Fomin tidak menyebutkan daerah-daerah di Ukraina yang dilanda pertempuran hebat, termasuk sekitar Mariupol di tenggara, Sumy dan Kharkiv di timur, serta Kherson dan Mykolaiv di selatan. Rusia sudah mulai menggeser sejumlah kecil tentaranya dari posisi-posisi di Kiev. Namun, Pentagon --markas besar Departemen Pertahanan AS-- mengatakan pada Selasa bahwa penggeseran itu lebih merupakan penataan kembali posisi, bukan memundurkan ataupun berupa penarikan pasukan dari medan perang itu. "Tidak berarti bahwa ancaman terhadap Kiev berakhir," kata juru bicara Pentagon John Kirby saat konferensi pers. Total sebanyak 10 pesawat tempur Amerika Serikat F-18 serta lebih dari 200 tentara sedang ditempatkan di Lithuania, ujar Kirby. Lithuania adalah anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dan negara tetangga Rusia. Pasukan AS, ia menambahkan, sedang "menjadi penghubung" bagi pasukan Ukraina saat serah terima persenjataan. Sejumlah pengamat melihat bahwa janji Rusia untuk mengurangi pertempuran itu sebagian besar menyangkut daerah-daerah tempat pasukan negara tersebut telah kehilangan kekuatan. Rangkaian sesi perundingan antara Rusia dan Ukraina berlangsung di istana Istanbul, Turki. Perundingan tersebut dilaksanakan lebih dari satu bulan setelah pasukan Rusia menyerbu Ukraina. Serangan itu merupakan yang terbesar dialami sebuah negara Eropa sejak Perang Dunia Kedua.antara