(voinews.id)Jutaan siswa Filipina kembali ke sekolah untuk pertama kalinya dalam dua tahun, setelah negara itu mencabut sebagian besar pembatasan COVID-19. Para siswa, yang semuanya memakai masker, berbaris memasuki ruang kelas dan menghadiri upacara pengibaran bendera di halaman sekolah di seluruh Filipina pada Senin, ketika negara itu menghentikan sistem pembelajaran jarak jauh.
"Selama dua tahun, kami mendambakan kelas tatap muka sehingga meskipun banjir, kami akan melanjutkan pelajaran kami," kata guru sekolah Mylene Ambrocio (37) sambil berdiri di genangan air setinggi mata kaki di sebuah ruang kelas di Provinsi Pampanga. "Saya senang melihat anak-anak secara langsung.
" Tindakan pencegahan seperti pemeriksaan suhu, kewajiban memakai masker, dan batasan jumlah siswa per kelas tetap diberlakukan.
Penutupan sekolah di Filipina karena pandemi termasuk yang terlama di dunia. Pembukaan kembali pembelajaran tatap muka sempat tertunda oleh lambatnya vaksinasi dan pelaksanaan pemilu awal tahun ini.
Pada November, Kementerian Pendidikan Filipina menyelenggarakan percontohan kelas tatap muka yang melibatkan hampir 300 sekolah. Proyek tersebut baru diperluas minggu ini untuk mencakup semua sekolah saat tahun ajaran baru dimulai.
Kementerian pendidikan saat ini mengamanatkan siswa belajar secara langsung setidaknya tiga hari seminggu. Mulai 2 November 2022, semua sekolah harus beralih ke kelas tatap muka selama lima hari.
Pergeseran ke kelas daring, modul belajar mandiri, serta program televisi dan radio pendidikan terbukti sangat sulit diterapkan di negara berpenduduk lebih dari 110 juta jiwa itu, di mana kurang dari seperlima rumah tangga memiliki akses internet dan banyak yang tidak memiliki perangkat seluler.
Para pejabat telah menggarisbawahi betapa pentingnya pembelajaran langsung bagi ekonomi untuk mencapai pertumbuhan jangka panjang.
"Kami berkomitmen untuk mengejar pembukaan kembali negara secara penuh, termasuk kembalinya sekolah tatap muka untuk mengatasi hilangnya pembelajaran dan meningkatkan kegiatan domestik," kata Sekretaris Otoritas Ekonomi dan Pembangunan Nasional Filipina Arsenio Balisacan awal bulan ini.
Sumber: Reuters