(voinews.id) Malaysia, Kamis meminta negara-negara penghasil minyak sawit untuk memperkuat kerja sama menyusul undang-undang baru Uni Eropa yang bertujuan mengurangi penggunaan bahan bakar berbasis minyak sawit. Uni Eropa adalah importir utama minyak sawit.
Namun permintaan diperkirakan akan turun secara signifikan dalam 10 tahun ke depan menyusul arahan energi terbarukan, untuk menghapuskan bahan bakar transportasi berbasis sawit pada tahun 2030 karena dianggap terkait dengan deforestasi. Menteri Komoditas Malaysia Fadillah Yusof mendesak Dewan Negara-negara Penghasil Minyak Kelapa Sawit (CPOPC) - yang dipimpin oleh Indonesia dan Malaysia - untuk bekerja sama melawan peraturan baru dan untuk memerangi "tuduhan tak berdasar" yang dibuat oleh Uni Eropa dan Amerika Serikat tentang keberlanjutan minyak yang dapat dimakan. (antara)