Tuesday, 31 July 2018 11:23

Menteri PPN Usulkan Penerima Bansos Tidak Boleh Merokok

Written by 
Rate this item
(0 votes)
Foto : VOI Foto : VOI

 

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional RI/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro menyebut alokasi bantuan pemerintah harus dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk kelompok miskin maupun rentan miskin. Oleh karena itu ia mengusulkan agar keluarga yang anggotanya merokok lebih baik tidak mendapatkan bantuan sosial (Bansos) seperti Program Keluarga Harapan (PKH) maupun Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT). Hal ini guna memastikan dana bantuan tersebut tidak digunakan untuk membeli rokok. Usai menjadi pembicara di Forum Merdeka Barat 9, di Jakarta, Senin (30/7), Bambang mengatakan ‎sebenarnya PKH merupakan bantuan yang diberikan pemerintah dengan syarat-syarat tertentu. Syarat ini harus dipastikan untuk dipenuhi guna meringankan beban dari keluarga penerima bantuan.

“ PKH itu adalah bantuan tunai bersyarat. Syaratnya misalkan kalau ibunya sedang mengandung maka harus rajin memeriksakan kandungannya ke Puskesmas. Kalau anaknya sekolah harus dipastikan anaknya sekolah penuh waktu, ya itu contoh. Terutama kalau ada sala satu anggota keluarganya yang difabel harus mendapatkan perhatian. Nah tentunya hal ini juga berlaku kepada perokok ya. Kembali lagi ini usulan kami. Usulan kami adalah tentunya penerima PKH harus memastikan karena mereka kan terima tunai. Ketika menerima uang tunai ya kita harapkan uang itu dipakai untuk keperluan yang benar–benar dibutuhkan “.

Lebih lanjut, Bambang mengatakan, peranan konsumsi rokok terhadap pendapatan riil suatu keluarga adalah sebesar 10 persen di pedesaan dan 11 persen di perkotaan. Oleh karena itu, daripada dihabiskan untuk membeli rokok, menurut Bambang pendapatan yang diperoleh lebih baik digunakan untuk membeli makanan yang bergizi dan memenuhi karbohidrat serta protein yang cukup. Di kesempatan yang sama, Kepala Badan Pusat Statistik, (BPS) Suhariyanto menyebut beras dan rokok merupakan komoditas yang berpengaruh besar pada tingkat kemiskinan masyarakat. Naik turunnya harga dua komoditas tersebut sangat mempengaruhi inflasi dan kemampuan daya beli masyarakat. Suhariyanto menyebut rokok mempengaruhi tingkat kemiskinan karena tingkat konsumsinya tinggi. Bahkan penduduk di bawah garis kemiskinan pun banyak ditemui masih mengkonsumsi rokok. (VOI/Rezha)



Read 539 times Last modified on Tuesday, 31 July 2018 11:25