Friday, 15 December 2023 17:44

Sidang Umum PBB Keluarkan Resolusi Tuntut Gencatan Senjata Israel-Hamas

Written by  Voice of Indonesia
Rate this item
(0 votes)

Ruangan Sidang Umum PBB yang kosong di New York, Amerika Serikat pada tanggal 20 September 2023. (Foto: Reuters/John Angelillo/Pool)

 

Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Selasa (12/12/2023) akhirnya mengeluarkan resolusi tidak mengikat yang menuntut gencatan senjata perang Israel-Hamas di Gaza. Dari 193 negara anggota, 153 di antaranya mendukung resolusi tersebut. Angka ini melebihi jumlah negara yang rutin mendukung resolusi untuk mengecam invasi Rusia ke Ukraina. Sementara itu, sepuluh negara termasuk Amerika Serikat dan Israel menentang, sedangkan 23 negara abstain.

Menurut Duta Besar Palestina untuk PBB Riyad Mansour, pemungutan suara tersebut menandai hari bersejarah sehubungan pesan kuat yang dikirimkan dari Sidang Umum.

 

Pemungutan suara dilakukan setelah Dewan Keamanan PBB yang bertanggung jawab atas perdamaian dan keamanan global, berulang kali gagal mengeluarkan resolusi. Pada Jumat minggu lalu (8/12/2023), Amerika Serikat yang merupakan sekutu terkuat Israel dan salah satu dari lima anggota tetap DK PBB, menggunakan hak vetonya untuk menghentikan rancangan resolusi terbaru yang menyerukan gencatan senjata.

 

Dewan Keamanan juga butuh waktu lebih dari sebulan sejak perang Hamas-Israel pecah untuk angkat bicara, itu pun dengan suara yang lemah, setelah empat negara anggotanya menolak resolusi jeda kemanusiaan.

 

Indonesia bersama negara-negara tetangganya seperti Malaysia, Brunei, dan Singapura serta negara-negara Timur Tengah antara lain Arab Saudi, Iran, Uni Emirat Arab (UEA), Qatar dan negara-negara Eropa seperti Perancis, Rusia, Spanyol, dan Swiss mendukung resolusi DK PBB. Sementara itu, sepuluh negara yang menolak termasuk Austria, Guatemala, Israel, Papua Nugini, dan Amerika Serikat (AS).

 

Duta Besar Arab Saudi untuk PBB Abdulaziz Alwasil dalam pidatonya setelah pemungutan suara menyampaikan terima kasihnya kepada semua pihak yang mendukung rancangan resolusi yang baru saja diadopsi oleh mayoritas anggota. Menurutnya hasil pemungutan suara mencerminkan posisi internasional yang menyerukan penegakan resolusi.

 

Sebelumnya, menjelang pemungutan suara pada Selasa, Duta Besar AS untuk PBB Linda Thomas-Greenfield mengatakan pihaknya setuju situasi kemanusiaan di Gaza sangat buruk. Menurutnya, diplomasi yang dilakukan AS di lapanganlah yang memungkinkan terjadinya jeda kemanusiaan selama seminggu, mengacu pada satu-satunya jeda dalam pertempuran sejauh ini di bulan lalu. Thomas-Greenfield lalu mendesak negara-negara anggota untuk mendukung amendemen resolusi yang akan mengecam Hamas, tetapi ditolak.

 

Walaupun Dewan Keamanan PBB sudah mengeluarkan resolusi namun Israel masih terus melakukan aksi militer di Jalur Gaza. Pasukan Israel dalam beberapa hari belakangan menyerbu Jenin di Tepi Barat. Mereka menewaskan sejumlah pemuda Palestina, menghancurkan rumah-rumah dan fasilitas umum, serta menahan seratusan warga.


Resolusi tidak mengikat dari Dewan Keamanan PBB yang menuntut dilakukannnya gencatan senjata nampaknya belum dapat menghentikan aksi brutal Israel. Untuk itu diperlukan tindakan yang lebih kuat yang dapat menahan, setidaknya mengurangi intensitas serangan Israel ke Jalur Gaza dan Tepi Barat. Jika tidak, korban jiwa akan terus bertambah.

Read 300 times Last modified on Friday, 15 December 2023 20:33