Sebanyak dua badan amal telah mengatur pengiriman bantuan melalui laut dari Siprus dan berlayar pada hari Sabtu. Pihak penyelenggara mengatakan bantuan yang berulang kali tertunda karena cuaca buruk itu membawa sekitar 400 ton perbekalan.
Sebelumnya, pengadilan tinggi PBB telah memerintahkan Israel untuk mengizinkan masuknya bantuan Sementara itu, dewan keamanan PBB juga telah mengadopsi resolusi yang menuntut gencatan senjata segera. Namun hal ini terbukti tidak mempengaruhi situasi di lapangan.
Baik Israel maupun Hamas tidak dapat menyetujui gencatan senjata dalam pembicaraan tidak langsung di Qatar. Masing-masing pihak hanya saling menyalahkan.
Meski begitu, tampaknya masih ada secercah harapan, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada hari Jumat memberikan lampu hijau untuk putaran baru pembicaraanan dengan para perunding yang diperkirakan akan melanjutkan pekerjaan mereka pada hari Senin ini.
Tidak dapat dipungkiri, perundingan sukar dilakukan jika kedua belah pihak masih mengedepankan ego masing-masing dan mengabaikan ribuan orang yang menjadi korban dalam konflik ini. Pembicaraan yang mengarah pada gencatan senjata sepatutnya dikedepankan oleh semua pihak dengan tujuan mencapai perdamaian di Gaza. Ego masing-masing pihak bukan lagi menjadi sesuatu yang penting, bila dibandingkan dengan ribuan korban yang berjatuhan dan bencana kemanusiaan yang ditimbulkan oleh perang berkepanjangan.
Gencatan senjata yang didukung dengan pembebasan sandera sesuai resolusi PBB, dapat menjadi titik temu yang mampu menyelamatkan jutaan jiwa rakyat Palestina yang saat ini terancam bukan hanya oleh perang namun juga oleh bencana kelaparan.