Dalam pidato pertamanya, Manele berjanji akan memerintah Kepulauan Solomon dengan integritas dan memprioritaskan kepentingan nasional. Seperti dikutip dari japantimes.co.jp, Kamis ia berjanji akan membentuk "pemerintahan persatuan nasional" yang akan fokus pada peningkatan perekonomian dan "menghasilkan kemajuan menuju pemulihan ekonomi" dari pandemi Covid-19.
Janji Manale dalam pidato pertamanya ini menunjukan bahwa pemerintahannya berbeda dengan pemerintahan Manasseh Sogavare yang bersifat keras dan dianggap memecah belah.
Namun, untuk kebijakan luar negeri, Manele tidak menjelaskan secara gamblang. Banyak pihak yang memprediksi Manele akan mengadopsi atau meneruskan kebijakan luar negeri pemerintah sebelumnya. Selama lima tahun masa jabatannya sebagai perdana menteri, Sogavare menganut agenda kebijakan luar negeri yang pro-Tiongkok. Negara kepulauan Pasifik itu diketahui menandatangani serangkaian perjanjian terkait keamanan dengan Beijing.
Bila benar Jeremiah Manele melanjutkan kebijakan pro-Tiongkok, banyak pihak khawatir hubungan Kepulauan Solomon dengan negara-negara mitra tradisionalnya seperti Amerika Serikat, Australia dan Selandia Baru, akan merenggang. Padahal hal ini berkonsekuensi dalam hubungan bilateral antara Kepulauan Solomon dengan negara-negara tersebut.
Walaupun melanjutkan kebijakan pro-Tiongkok, Manele diyakini tidak bakal mengambil sikap konfrontatif dalam hubungannya dengan negara-negara Barat, termasuk Australia, Amerika Serikat, dan Selandia Baru. Manele memiliki lebih banyak pengalaman dengan mitra internasional dibandingkan dengan Manasseh Sogavare. Bila melihat latar belakang pengalaman karirnya sebagai diplomat, Manale diyakini akan hati-hati dalam menangani hubungannya dengan negara-negara Barat.
Mungkin menyadari hal ini, para pemimpin negara-negara Barat, salah satunya Australia, tidak menunjukan kekhawatiran dengan terpilihnya Manele. Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese menyatakan siap menjalin kerja sama erat dengan Kepulauan Solomon.
Di platform media sosial X, seperti dikutip dari japantimes.co.jp, Albanese mengatakan, Australia dan Kepulauan Solomon adalah teman dekat dan masa depan kedua negara saling terhubung. Perdana menteri Australia itu berharap dapat bekerja sama dengan Manele.
Sikap Australia yang merasa tidak perlu khawatir diharapkan diikuti negara-negara mitra tradisional Kepulauan Solomon lainnya, termasuk Amerika Serikat dan Selandia Baru, sehingga hubungan harmonis dan damai di Pasifik dapat terus terjaga.