Tuesday, 18 September 2018 12:54

BI Akan Jaga Disparitas Suku Bunga

Written by 
Rate this item
(0 votes)

 

Bank Indonesia (BI) menyatakan akan menjaga disparitas suku bunga (differensial interest rate) domestik dengan negara-negara maju dan berkembang. Hal ini dimaksudkan agar instrumen berdenominasi rupiah tetap mampu menarik portofolio asing, di tengah semakin tingginya potensi perang suku bunga secara global. Demikian dikatakan Deputi Gubenur BI Dody Budi Waluyo di Jakarta usai diskusi bertajuk “Menakar Manfaat International Monetary Fund-World Bank Group Annual Meeting (IMF-WB) AM 2018,” Senin (17/9) menyikapi keputusan agresif Bank Sentral Turki menaikkan suku bunga acuannya hingga 625 basis poin menjadi 24% pada Kamis, 13 September lalu.

‘’Bagaimana menjaga inflow, modal masuk. Karena bagaimana pun juga defisit perlu pembiayaan dan itu tentunya akan tertutupi kalau misalnya aliran modal masuk kita tidak saja dari PMA, FDI tapi juga portofolio investment masuk. Disitulah pentingnya kita menjaga differential, perbedaan antara suku bunga Indonesia dengan negara lain. Supaya nantinya kita berlomba nih, compete dengan negara di region untuk bagaimana menarik aliran modal masuk di tengah aliran modal masuk sendiri berkurang ke emerging. Itulah fungsinya kita salah satu tujuan kita menaikkan suku bunga, menjaga suku bunga kita attractive dari negara – negara lain untuk kita menarik modal masuk’’.

Lebih lanjut Dody menambahkan bahwa BI akan turut menaikkan suku bunga acuan "7-Day Reverse Repo Rate" pada rapat dewan gubernur 26-27 September 2018 mendatang. Ia menegaskan BI akan mempertimbangkan semua faktor eksternal dan domestik. Menurut Dody, BI punya banyak faktor data-data yang dilihat bagaimana perkembangan domestik, perkembangan di luar negeri dilihat. Jadi tidak serta merta suku bunga The Fed dan Turki naik maka BI akan menaikkan suku bunga. BI akan melihat sisi diferensial suku bunga dan melihat risiko kedepannya baik risiko di luar dan dalam. Selain Turki, negara lainnya juga diperkirakan akan ikut menaikkan suku bunganya, antara lain Kanada dan Swedia pada kuartal keempat 2018, dan Amerika Serikat pada September dan Desember 2018. VOI/Rezha

Read 514 times Last modified on Wednesday, 19 September 2018 05:57