Thursday, 13 December 2018 11:18

Bahasa Indonesia Populer Dikalangan Masyarakat Senegal

Written by 
Rate this item
(1 Vote)
Foto KBRN Foto KBRN

 Indonesia sejak pemerintahan presiden pertama Soekarno, merupakan negara yang aktif menjalin hubungan diplomatik dengan negara-negara luar.  Termasuk, dengan negara-negara yang berada di benua Afrika.  Senegal, yang merupakan negara diwilaya Afrika Barat, juga tidak luput dari keseriusan Indonesia dalam menjalin hubungan bilateral dengan negara di kawasan Afrika tersebut. 

Sejarah mencatat hubungan diplomatik Indonesia-Afrika telah dimulai sejak 3 Oktober 1980, yang diikuti dengan pembukaan kedutaan besar RI (KBRI) di kota Dakar pada tahun 1982. Sejak itu berbagai hal mengenai Indonesia mulai tidak asing bagi masyarakat Senegal, khususnya bahasa Indonesia. 
 

Salah satu institut manajemen dan bahasa di kota Dakar, Institute Superior Management (ISM), sejak 2013 bahkan menjadikan bahasa Indonesia sebagai salah satu bahasa yang diperkenalkan kepada para mahasiswa. Para jurnalis  media nasional yang diundang oleh kementerian luar negeri RI bagi program Journalist Visit Program (JVP), berkesempatan melihat langsung antusiame mahasiswa Senegal belajar bahasa Indonesia.

Kepala hubungan internasional ISM, Youssupha Simeon, mengatakan, pembelajaran bahasa Indonesia di ISM, merupakan pengenalan dan eksplorasi bagi mereka yang berminat, dengan durasi pembelajaran selama 1 tahun. "Satu tahun untuk menggali mengenai Indonesia dan hal itu adalah untuk belajar mengenai kebudayaan dan tentunya bahasa Indonesia itu sendiri. Program itu memang bukan termasuk dalam mata pelajaran wajib perkuliahan, namun lebih kepada sebagai upaya untuk menggali lebih dalam mengenai Indonesia selama setahun,"ungkap Youssupha Simeon di Dakar, Selasa (11/12/2018).

 Dijelaskan Youssepha, pihaknya bahkan telah melakukan penandatanganan nota kesepahaman dengan universitas Brawijaya, di Malang, bagi pemberian beasiswa untuk 4 mahasiswa belajar bahasa dan mengenal langsung kebudayaan Indonesia yang menurut rencana akan dimulai pada tahun 2019 mendatang.  "Kami berencana untuk berkunjung ke Indonesia dan melihat langsung kehidupan di sana, khususnya di Malang dimana universitas Brawijaya berada. Sebab, para orangtua di sini masih ragu sebelum mengirimkan anak-anak mereka ke luarnegeri,"jelasnya.
 
Sementara, akibat keterbatasan tenaga pengajar, kelas bahasa Indonesia pada tahun 2018 di ISM terpaksa ditutup.  Namun, akan dibuka kembali pada tahun ajaran baru. Kebudayaan dan masyarakat Indonesia yang dikenal ramah oleh dunia, juga menjadi alasan salah satu mahasiswa ISM jurusan manajemen, Yahya Ahmed Vall. 
 

Yahya, mengatakan, ia tertarik untuk belajar bahasa Indonesia dan mengenal kebudayaan Indonesia, pada tahun ajaran baru nantinya. "Saya sangat senang dengan Indonesia dan masyarakat, apalagi Indonesia merupakan negara dengan penduduk muslim terbesar dunia. Saat ini memang saya belum belajar langsung mengenai bahasa Indonesia, tapi saya akan menekuninya dan itu akan menjadi salah satu modal bagi saya dalam mempraktekkan ilmu manajemen saya setelah lulus nantinya,"ujar Yahya.

 Sementara, salah seorang alumnus ISM yang juga saat ini bekerja sebagai staf di kedubes RI di Dakar, Fatou, mengatakan, tata bahasa maupun penulisan huruf yang tidak asing seperti Perancis maupun Inggris, menjadikan bahasa Indonesia mudah untuk pelajari.  "Saya sebagai staf di KBRI di Dakar, jadi saya selalu bicara bahasa Indonesia dengan kolega saya di KBRI. Tidak sulit karena kalau lihat tulisannya sama seperti bahasa Perancis atau Inggris. Jadi, itu yang menjadikan saya pilih INdonesia tidak seperti Jepang, Korea,"imbuh Fatou.
 

Bahkan, Fatou yang perah menempuh pendidikan S2 di universitas Airlangga, Surabaya itupun, menyebut, jika dipelajari dengan tekun, maka dalam jangka waktu 3 bulan orang asing akan dengan lancar berbahasa Indonesia. "Dan, bahasa Indonesia itukan tidak konjungsinya. Jadi, itu gampang dengan bahasa Indonesia dan 3 bulan bisa lancar,"tambah perempuan pecinta rendang ini. Sebagai negara yang merupakan jajahan Perancis, bahasa Perancispun menjadi bahasa utama di Senegal.  Meski demikian, terbukanya akses bagi masyarakat setempat untuk mengenal bahasa asing, saat ini terbuka lebar.  Seperti melalui ISM, yang juga membuka kursus bahasa Asia selain Indonesia, Seperti, Jepang, Korea, serta China. (KBRN)

Read 1094 times