Monday, 21 January 2019 06:35

Kemendag Tingkatkan Kinerja Perdagangan Indonesia dan AS

Written by 
Rate this item
(0 votes)

Kementerian Perdagangan melalui Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) terus membuka kesempatan dan memfasilitasi pelaku usaha Indonesia yang ingin melakukan penjajakan kesepakatan dagang dengan pelaku usaha di Amerika Serikat. Upaya ini dilakukan dengan menggelar business matching di Kantor Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di New York, Amerika Serikat Kamis (17/1) waktu setempat. Direktur Jenderal PEN, Arlinda saat memberikan sambutan di hadapan sekitar 100 peserta business matching mengatakan, penyelenggaraan business matching ini merupakan salah satu upaya Indonesia dalam memperkuat kemitraan dan berkolaborasi dengan Amerika, serta menyeimbangkan neraca perdagangan kedua negara.

Menurut Arlinda, Amerika menjadi salah satu tujuan ekspor terbesar Indonesia selama bertahun-tahun. Semakin banyak perusahaan Amerika berinvestasi di Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir. Perdagangan antara Indonesia dan Amerika  tercatat meningkat selama lima tahun terakhir. Untuk periode Januari-Oktober 2018, total perdagangan kedua negara tumbuh 12,6%, dengan nilai mencapai 23,9 miliar dolar Amerika. Amerika   antara lain memasok kedelai, kapas, gandum, dan helikopter ke Indonesia, sedangkan Indonesia memasok udang, karet, minyak sawit, ban, dan alas kaki ke Amerika. Sebanyak 12 pelaku usaha Indonesia berpartisipasi dalam business matching tersebut, yang antara lain bergerak di sektor minyak kelapa sawit, baja, makanan laut, kedelai, gandum, kapas, tekstil, ban, dan kopi.

Dalam business matching juga dilakukan dialog yang dihadiri Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita sebagai narasumber dengan para pelaku usaha Amerika. Pada business matching tersebut, Menteri Perdagangan turut menyaksikan penandatangan nota kesepahaman (MoU) pembelian baja batangan oleh Amerika Serikat dari Indonesia sebanyak 50.000 metrik ton dengan nilai mencapai 40 juta dolar Amerika.   Penandatanganan dilakukan antara Hanwa American Corp yang diwakili Ryuichi Takaba dengan Gunung Steel Group yang diwakili Abdullah Taniwan.

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita  menyambut baik MoU pembelian tersebut. Ia mengatakan, nilai MoU yang ditandatangani tersebut merupakan awal dan masih akan diikuti lagi perkembangannya. Menurut Enggartiasto, Indonesia berhasil mendapatkan pengecualian atas pengenaan tarif impor Amerika sebesar 25% untuk sejumlah produk baja. Namun, saat ini masih ada beberapa permohonan pengecualian produk baja Indonesia yang belum mendapatkan putusan dari Amerika. Oleh karena itu akan diupayakan terus untuk pengecualian tersebut.

Read 833 times