Friday, 01 March 2019 07:10

Posisi Tawar Korea Utara Pasca-KTT Hanoi

Written by 
Rate this item
(0 votes)


Perhatian masyarakat internasional terhadap pertemuan puncak antara Presiden Amerika Serikat, Donald Trump dan Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un terarah pada pertemuan yang berakhir lebih cepat daripada yang dijadwalkan. Untuk sementara, harapan tinggi atas hasil pertemuan kedua pemimpin tidak terwujud. Pertemuan di Hanoi, Vietnam itu berakhir tanpa kesepakatan. Presiden Trump dan Pemimpin Kim Jong-un tidak menandatangani kesepakatan apapun. 

Pertemuan di negara yang berhaluan komunis seperti halnya Korea Utara itu, merupakan tindak lanjut pertemuan bersejarah Trump dan Kim pada tgl. 12 Juni 2018 di Singapura. Tidak seperti halnya pernyataan yang disampaikan setelah pertemuan di Singapura, pertemuan di Hanoi justru diwarnai dengan cerminan kekurang percayaan dari Presiden Amerika Serikat atas iktikad baik Pemimpin Korea Utara. Optimisme Trump yang dinyatakan sebelum pertemuan, diakhiri dengan pernyataan bahwa Kim tidak dapat memenuhi harapan harapan Amrika Serikat. Dalam pernyataannya, Presiden Donald Trump mengatakan bahwa Kim meminta agar semua sanksi dicabut, namun tanpa komitmen penuh melakukan denuklirissasi. Presiden Trump juga menegaskan bahwa Amerika Serikat belum menyerah mengenai tuntutan Kim. Diksi ‘BELUM MENYERAH’ sesungguhnya menarik untuk dicermati. Dari sisi negosiasi, kata ‘Belum’ dapat menyiratkan masih adanya kemungkinan suatu masalah untuk dinegosiasikan ulang. Dengan menggunakan kata ‘Belum’ tersebut, ada dua hal yang dapat dikemukakan.

Pertama adalah masih adanya kemungkinan dilakukannya pembicaraan lebih lanjut, dan kedua Korea Utara sesungguhnya dapat merasa memiliki posisi tawar atau bargaining position yang kuat. Korea Utara telah menunjukkan eksistensinya kepada dunia. 

Melalui tahapan pertemuan dengan Donald Trump, Kim telah menunjukkan diri dan negaranya telah menjadi perhitungan negara besar, seperti Amerika Serikat. Apakah pada akhirnya Korea Utara akan memetik lebih banyak keuntungan dari pertemuan selanjutnya dengan Amerika Serikat, selain tergantung pada Korea Utara sendiri. Tentu juga dapat dilihat dari sejauh mana negara besar seperti Tiongkok akan menunjukkan dukungannya kepada Pemimpin Kim Jong-un. Sebab diakui atau tidak, selama ini Tiongkok adalah negara yang menjalin hubungan dekat dengan Korea Utara.

Read 832 times