Indonesia mengajukan proposal tentang pemberdayaan perempuan dan pembangunan berkelanjutan dalam forum Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik atau APEC. Kedua isu tersebut bertujuan untuk meningkatkan inklusivitas yang dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat dalam ekonomi regional. Demikian dikatakan Pelaksana Tugas Direktur Perundingan APEC dan Organisasi Internasional Kementerian Perdagangan Indonesia, Deny Kurnia, dalam keterangan resmi dari Chile, Minggu (10/3). Deny Kurnia menjadi ketua delegasi Indonesia dalam sidang Komite Perdagangan dan Investasi di forum APEC, Santiago, Chile, 2 dan 3 Maret lalu.
Di bawah kepemimpinan Chile, terdapat empat prioritas APEC tahun ini, yaitu masyarakat digital; integrasi 4.0; perempuan, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, dan pertumbuhan inklusif; serta pertumbuhan berkelanjutan. Deny Kurnia menegaskan, partisipasi Indonesia dalam Komite Perdagangan dan Investasi yaitu untuk membahas keempat prioritas tersebut, termasuk yang terkait dengan kepentingan Indonesia. Kepentingan Indonesia dalam perdagangan adalah kerja sama Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, pemberantasan kemiskinan, serta pemanfaatan ekonomi digital.Menurut Deny Kurnia, pembahasan APEC berkembang sejalan dengan dinamika global. APEC menginginkan lebih banyak pihak yang menikmati keuntungan dari liberalisasi perdagangan.
Terkait forum tersebut, Indonesia juga berpartisipasi dalam Lokakarya tentang Membina Ekonomi Digital Inklusif: Berbagi Praktik Terbaik dalam Memajukan Partisipasi Wanita dalam Startup Digital. Lokakarya bertujuan meningkatkan peran perempuan dalam memanfaatkan platform digital, sehingga dapat lebih aktif melalui bisnis rintisan dalam menghadapi perdagangan global.
APEC adalah forum kerja sama 21 Ekonomi di lingkar Samudera Pasifik. Kegiatan utama di APEC meliputi kerja sama perdagangan dan investasi, serta kerja sama ekonomi lainnya untuk mendorong perdagangan dan investasi di antara sesama ekonomi anggotanya, serta meningkatkan kesejahteraan di Asia Pasifik. Data APEC at Glance 2019 menunjukkan bahwa pada tahun 2019 anggota ekonomi APEC mewakili 39 persen penduduk dunia atau 2,9 miliar jiwa.
Menurut Deny, saat ini, APEC terus berupaya meningkatkan pertukaran ide dan peningkatan kapasitas, agar jarak antara ekonomi maju dan berkembang dapat dikurangi secara bertahap.