Presiden Joko Widodo menyebut soal masih rumitnya sistem perijinan investasi di Indonesia. Hal itu disampaikannya saat membuka Kongres Ikatan Notaris Indonesia (INI) ke 23, Selasa siang di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat.
Dalam sambutannya, Presiden mengaku mendapatkan banyak keluhan dari para investor asing yang merasa kesulitan untuk menanamkan investasinya di dalam negeri. Padahal, menurut Presiden, Indonesia sudah mengalami kemajuan yang signifikan dalam peringkat kemudahan berinvestasi bagi investor asing.
Kesulitan yang dihadapi para investor tersebut terkait birokrasi perijinan, tidak sedikit yang membuat mereka membatalkan rencana investasi tersebut.
Ruwet artinya lama. Ruwet artinya biaya yang harus dibayar lebih mahal. Ini problem yang selalu saya dengar dari investor2 yang ingin masuk ke indonesia. Artinya apa? Eksekusi kita ini lambat. Problemnya ada di diri kita sendiri. Terlalu banyak peraturan2, terlalu banyak ijin2 yang harus dipenuhi, sehingga mereka sudah masuk tapi balik dan ngga jadi. Ngga 12345. Banyak seperti itu yang saya dengar keluar langsung dari mereka.
Berdasarkan hasil survei Bank Dunia, tingkat kemudahan berinvestasi di Indonesia mengalami peningkatan menjadi 72 dari 120. Menurut Jokowi, hal ini sepatutnya dapat meningkatkan nilai investasi asing di dalam negeri yang akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Selain investasi, Jokowi juga menyebut kunci pertumbuhan ekonomi Indonesia yang terletak pada peningkatan aktifitas ekspor. Dua hal tersebut menurut Jokowi yang dapat mendorong peningkatan perekonomian Indonesia. Ndy