Akbar

Akbar

31
October

 

(voinews.id)- Sedikitnya 81 orang tewas di Negara Bagian Gujarat, India bagian barat, pada Minggu (30/10) ketika sebuah jembatan yang dipenuhi wisatawan ambruk hingga orang-orang terjatuh ke sungai. Atul Prajapati, seorang pejabat medis di rumah sakit negara bagian mengatakan, "Kami menemukan 81 jenazah dan prosedur akhir sudah dimulai." Puluhan orang juga mengalami cedera dalam insiden itu, menurut para pejabat.

Ketika jembatan runtuh, kata pihak berwenang, lebih dari 400 orang sedang berada di dan sekitar jembatan gantung itu, yang dibangun pada era kolonial Inggris pada abad ke-19. Gambar yang ditayangkan TV Reuters memperlihatkan puluhan orang bergelantung di kawat jembatan di atas Sungai Machhu di Kota Morbi, sementara para petugas penanganan darurat bergulat menyelamatkan mereka. Beberapa orang memanjat ke bagian jembatan yang hancur dalam upaya mencapai tepi sungai, dan yang lainnya berenang ke tempat yang aman. 

31
October

 

(voinews.id)- Komite Kontra-Terorisme Dewan Keamanan PBB  menyerukan "nol toleransi" untuk terorisme. Dalam pertemuan khusus yang digelar di India, komite juga menyuarakan keprihatinan atas meningkatnya penggunaan teknologi baru dan yang sedang berkembang yang bertujuan untuk terorisme.

Pertemuan itu dihadiri oleh perwakilan dari 15 anggota negara Dewan Keamanan PBB dan pakar kontra-terorisme dari seluruh dunia. Komite kembali menegaskan bahwa terorisme jangan disangkutpautkan dengan agama, kebangsaan, peradaban atau kelompok etnik.

"(Komite) dewan dengan rasa prihatin mencatat peningkatan penggunaan, di masyarakat global, Internet dan informasi lainnya serta teknologi komunikasi, oleh teroris dan pendukung mereka, termasuk platform media sosial, untuk tujuan teroris, seperti perekrutan dan hasutan untuk melakukan aksi teroris serta pendanaan, rencana dan persiapan aksi mereka," demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri India.

Komite PBB menggarisbawahi perlunya untuk secara efektif melawan cara-cara kelompok teror Al Qaida dan ISIS serta afiliasi mereka yang menggunakan narasinya untuk menghasut dan merekrut orang lain melakukan aksi teroris.

 

Sumber: Anadolu

31
October

 

(voinews.id)- Jumlah korban tewas terimpit dalam kerumunan yang merayakan Halloween di distrik Itaewon, Seoul, Korea Selatan pada Sabtu (29/10) malam meningkat menjadi 153, dari semula 59 jiwa. Seorang pejabat di Badan Pemadam Kebakaran Nasional mengatakan pihaknya masih mencari tahu jumlah pasti orang yang terluka karena area itu masih kacau.

31
October

 

(voinews.id)- Presiden Joko Widodo (Jokowi) melalui akun Twitter resminya @Jokowi menyampaikan duka cita terhadap korban tragedi perayaan Halloween, di Itaewon, Korea Selatan (Korsel). "Turut berduka cita atas tragedi di Seoul. Belasungkawa mendalam bagi mereka yang kehilangan orang-orang terkasih," demikian cuit Presiden Jokowi.

Pada Sabtu (29/10) sekitar pukul 22.00 waktu setempat di kawasan Itaewon, Seoul, Korsel ratusan orang mengalami henti jantung setelah ribuan orang memadati jalan sempit untuk merayakan pesta Halloween.

"Indonesia berduka bersama dengan rakyat Korea Selatan dan kami berharap para korban yang terluka dapat cepat pulih," ujar Presiden Jokowi. Kedutaan Besar RI di Seoul menyebutkan ada dua orang warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban dalam tragedi Itaewon, namun sudah mendapat perawatan di rumah sakit dan kembali ke kediaman mereka.

Seorang WNI berinisial AR sempat dirawat di Korea University Anam Hospital dan sudah keluar dari RS dalam keadaan baik, sedangkan seorang WNI lain dengan inisial CA juga telah menerima perawatan di RS Seobuk atas luka ringan yang dideritanya dan telah kembali ke kediamannya .

Berdasarkan pemberitaan di berbagai media nasional Korsel, saat ini terdapat sekitar 151 korban jiwa dan 76 korban luka. Jumlah tersebut dikhawatirkan akan bertambah karena hingga Minggu (30/10) pukul 14.00 waktu setempat setidaknya ada 3.480 laporan orang hilang yang diterima. Sebanyak 3.493 melalui panggilan telepon dan 87 berupa kunjungan.

Presiden Korsel Yoon Suk Yeol telah mengadakan rapat darurat dan memerintahkan aksi cepat tanggap kepada seluruh jajarannya untuk mengevakuasi para korban, mencegah terjadinya korban tambahan dan menjaga situasi di lokasi kejadian. Gambar-gambar di media sosial memperlihatkan ratusan orang, yang memadati gang sempit dan miring itu, terjepit serta tidak bisa bergerak. Sementara itu, para petugas penanganan darurat serta kepolisian berupaya untuk membebaskan mereka dari himpitan.

Gambar-gambar lain menunjukkan keadaan kacau ketika para petugas damkar dan warga menangani puluhan orang yang tampaknya tidak sadarkan diri. Seorang saksi mata Reuters mengatakan kamar jenazah didirikan di sebuah gedung di seberang lokasi kejadian. Korban tewas itu kemudian terlihat diangkut dengan tandu-tandu beroda dan dipindahkan ke sebuah gedung pemerintah untuk diidentifikasi, menurut saksi mata tersebut. Pesta Halloween itu merupakan yang pertama kalinya digelar dalam tiga tahun, setelah Korsel mencabut pembatasan COVID-19 dan larangan berkumpul. Itaewon merupakan distrik yang populer di kalangan anak muda Korea Selatan dan pengunjung asing.

 

antara