Kasus virus corona baru (COVID-19) di Korea Selatan mengalami sedikit penurunan.Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KCDC) melaporkan pada Jumat ini ada 91 kasus baru virus corona atau turun dari sebelumnya sebanyak 104 kasus. Sedangkan jumlah mereka yang terinfeksi COVID-19 di Korea Selatan menjadi 9.332 kasus dengan korban tewas naik delapan menjadi 139 orang.
Daegu dan Provinsi Gyeongsang Utara menjadi dua daerah yang terkena dampak buruk virus COVID-19 masing-masing sebanyak 34 dan sembilan kasus baru serta Seoul sebanyak 12 kasus. Korea Selatan telah menerapkan social distancing untuk memperlambat pandemi virus corona di negaranya. Warga didesak untuk tinggal di rumah kecuali untuk membeli kebutuhan dan pekerjaan penting. Pemerintah juga membatasi pertemuan agama, kegiatan olah raga dan menutup klub malam serta tempat hiburan lainnya.Korea Selata juga memberlakukan masa karantina selama dua minggu dan tes virus untuk semua kedatangan dari Eropa. (rri)
Meskipun menghadapi berbagai tantangan global, kerja sama perdagangan dan pariwisata antara Indonesia dan Kamboja mengalami peningkatan sepanjang tahun 2019. Seperti yang disampaikan Kedutaan Besar RI Phnom Penh melalui siaran pers yang diterima Antara pada Jumat, tahun lalu total perdagangan RI-Kamboja mencapai 661,11 juta dolar Amerika atau meningkat 18,35 persen dari tahun sebelumnya dengan surplus di pihak Indonesia sebesar 575, 92 juta dolar Amerika. Sementara kunjungan wisatawan Kamboja ke Indonesia melaju pesat sebesar 57 persen menjadi 13.843 orang.
Pada Januari 2020 perdagangan Indonesia-Kamboja kembali menunjukkan laju peningkatan 30,43 persen menjadi 63,73 juta dolar Amerika dibandingkan periode yang sama tahun lalu.Adapun komoditas unggulan Indonesia ke Kamboja antara lain kendaraan bermotor dan komponennya, elektronik, batu bara, dan produk farmasi. Sedangkan komoditas Kamboja ke Indonesia antara lain pakaian jadi dan alas kaki.Wisatawan Kamboja ke Indonesia pada Januari tahun ini kembali memperlihatkan laju peningkatan 67,5 persen menjadi 1.136 orang.(ant)
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat RI Sukamta meminta pemerintah mengevaluasi skenario penanggulangan COVID-19 yang telah berjalan dan segera membuat opsi skenario yang lebih tepat untuk menekan penyebaran virus tersebut salah satunya adalah langkah isolasi atau "lockdown". Sukamta dalam keterangannya di Jakarta, Jumat mengatakan, Opsi ‘lockdown’ yang di dalam Undang-Undang No. 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan disebut karantina wilayah bisa menjadi pilihan karena saat ini di banyak daerah muncul pasien-pasien positif COVID-19 karena pergerakan masyarakat antar-wilayah masih terus terjadi.
Hal itu dikatakannya terkait tren bertambahnya jumlah pasien positif terinfeksi COVID-19, data per-hari Kamis (26/3) menjadi 893 orang dan juga menyebar ke 24 provinsi di Indonesia. Sukamta menilai Pemerintah jangan menutup opsi "lockdown" karena bisa saja menjadi cara paling efektif mengatasi penyebaran COVID-19, dan di beberapa negara opsi tersebut sudah dilakukan termasuk Singapura dan Malaysia.Karena itu dia menilai sangat penting bagi pemerintah untuk transparan terhadap skenario yang akan dilakukan dalam penanggulangan COVID-19. (ant.)
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat sampai hari Jumat (27/3), Italia menjadi negara dengan jumlah kematian tertinggi akibat infeksi virus corona. Dari data yang dihimpun WHO, tercatat kasus virus corona di 199 kawasan dan negara di dunia sudah mencapai 465.915 orang. Sedangkan korban meninggal tercatat sebanyak 21.031.
Jumlah kasus infeksi terbanyak penyakit Covid-19 terjadi di Tiongkok, yakni mencapai 81.961 orang. Sebanyak 3.293 orang meninggal. Sedangkan di Italia terdapat 74.386 kasus virus corona. Dari jumlah tersebut, 7.505 orang meninggal. WHO mencatat ada 63.570 kasus virus corona di Amerika Serikat, dengan 884 kematian. (CNN)