ofra voi

ofra voi

18
May

Edisi kali ini, di putarkan lagu-lagu dari daerah Sumatera Selatan. mengawali perjumpaan, lagu berjudul “Ombai Akas”.

demikianlah lagu “Ombay Akas” oleh Faisal Java & Sariwijaya. Sebagian dari lirik lagu berbahasa Komering ini adalah berupa pantun. Liriknya menggambarkan seseorang yang tengah merayu sang pujaan hati. Lagu "Ombay Akas" biasa dinyanyikan sendirian ataupun duet yang berbalasan.Lagu dari Sumatera Selatan berikutnya yang akan kami hadirkan untuk anda adalah "Cuk Mak Ilang". Lagu "Cuk Mak Ilang" punya banyak versi. Namun, tema utama yang hadir dalam liriknya adalah cinta kaum muda, seperti patah hati karena pacar direbut orang, bertemu pujaan hati, dan rasa rindu. Dalam beragam versinya, lagu "Cuk Mak Ilang" berisikan pantun yang disebut dapat menjadi semakin panjang apabila semakin banyak orang yang ikut menyanyikannya.

banyak lagu dari Sumatera Selatan yang memang bernuansa gembira. Namun, tidak dipungkiri tetap ada beberapa lagu lain yang bermakna mendalam, seperti "Jengan Harak" dan "Dirut". Lagu "Jengan Harak" yang secara harafiah berarti "Jangan Bercerai" berisikan pesan bagi kaum muda, terutama yang baru menikah. Pesan lagunya adalah apabila merayakan pernikahan, tidak perlu terlalu mewah. Lalu, jangan sampai baru satu bulan menikah, tetapi sudah bertengkar dengan pasangan.

Sementara itu, lagu "Dirut" bukanlah singkatan dari "Direktur Utama". Dirut adalah nama seorang anak kecil yang ditinggal ayahnya pergi merantau. Dirut sangat rindu dengan sang ayah, tetapi sang ayah tidak akan pernah pulang lagi. Sebab sang ayah sudah meninggal dunia di perantauan.

Menutup perjumpaan dalam Pelangi Nada edisi Sumatera Selatan kali ini, kami hadirkan lagu "Jengan Harak" oleh Icha Sischalhaci" dan "Dirut" oleh Carel Simon.

16
May

 

 

 

 

Pelangi Nada edisi kali ini, Voice Of Indonesia menghadirkan lagu-lagu nostalgia religi dari grup musik Indonesia, Bimbo. Mengawali perjumpaan, saya hadirkan lagu berjudul “Selamat Datang Ramadhan”.

Trio Los Bimbos merupakan cikal bakal dari grup musik Bimbo yang terbentuk sejak tahun 1967. Anggotanya terdiri dari 3 bersaudara yaitu Sam, Acil, dan Jaka. Pada pertengahan tahun 1970-an, Trio Los Bimbos kemudian berganti nama menjadi Bimbo dengan menambahkan seorang personil yakni Iin Parlina, adik perempuan mereka. Bersama Iin, grup musik yang dikenal dengan lagu-lagu balada dengan musik yang dipengaruhi musik latin ini mulai membuat lagu-lagu dengan tema keseharian, seperti “Abang Becak”. Memasuki era 1980-an, Bimbo mulai membuat lagu-lagu kritik sosial dan juga religi. Lagu religi pertamanya berjudul “Tuhan”. Pendengar, segera hadir lagu “Tuhan” ke dalam ruang dengar anda.

demikian lagu “Tuhan” yang dinyanyikan oleh Bimbo. Lagu ini diciptakan Sam yang terinspirasi usai melaksanakan ibadah salat Jumat. Lirik lagu ini dibuat oleh penyair dan sastrawan terkenal Indonesia, Taufiq Ismail. Lirik yang sederhana namun memiliki makna dalam dibalut dengan sentuhan musik dari Sam serta vokal Bimbo yang khas menjadikan lagu ini melegenda. Hingga kini, lagu tersebut masih sering diperdengarkan pada masyarakat, terlebih kala bulan suci Ramadhan datang. Lagu ini menceritakan bahwa Tuhan sebagai zat Yang Maha Esa merupakan tempat manusia mengeluh, mengadu, memohon ampunan dan perlindungan.

menutup perjumpaan, hadir dua buah lagu yang liriknya juga dibuat oleh Taufiq Ismail berjudul “Sajadah Panjang” dan “Anak Bertanya Pada Bapaknya”.

17
May

 

 

Hari Buku Nasional. Setiap tahunnya, tanggal 17 Mei diperingati sebagai Hari Buku Nasional. Tanggal tersebut dipilih karena bertepatan dengan didirikannya Perpustakaan Nasional Republik Indonesia pada 17 Mei 1980 . Perayaannya memang tak semeriah Hari Musik maupun Hari Film Nasional, namun sudah selayaknya Hari Buku dirayakan bagi para pembaca setia. Di era digital yang makin berkembang, buku telah menjadi komoditi terbesar yang tidak akan ada habisnya. Masyarakat dari beragam usia masih mendatangi toko buku dan membeli buku, meski tiap tahun rata-rata hanya ada 18 ribu judul buku yang dicetak. Hari Buku Nasional pun kerap disandingkan dengan minimnya minat baca di Indonesia.. Berdasarkan hasil kajian Most Littered Nation In the World 2016, minat baca di Indonesia menduduki peringkat 60 dari 61 negara.Di Indonesia  peringatan Hari Buku   baru dimulai tahun 2006 yang diprakarsai oleh Forum Indonesia Membaca. Sebanyak 86,3 juta jiwa di  Indonesia tercatat sebagai pengguna aktif internet memanfaatkan platform online bernama Wattpad untuk membaca buku-buku secara digital. Di satu sisi, penulis-penulis muda banyak bermunculan,dan kian dikenal di industri buku. Kiprah mereka tak bisa lagi disepelekan. Para penulis muda itu justru menambah deretan warna bagi dunia perbukuan di Indonesia. Dalam rangka memeperingati Hari Buku Nasional ada beberapa kegiatan yang diadakan misalnya salah satu penerbit Buku di Indonesia mengadakan kontes foto membaca buku untuk anak-anak.  Kontes ini diadakan untuk mendorong minat baca masyarakat Indonesia , terutama anak-anak.Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy meminta masyarakat untuk mempercepat program literasi dengan membaca buku. Menurutnya, minat membaca masyarakat masih rendah. Saat ini, peringkat minat baca di Indonesia masih berada di peringkat 65 dari 110 negara. Untuk itu, Muhadjir mengimbau agar sosialiasi membaca buku  segera dilakukan. Hal itu untuk meningkatkan minat baca buku di masyarakat. Upaya mensosialisasikan pentingnya membaca didorong  dengan semakin banyaknya buku-buku yang dibaca di sekolah dan  ruang umum. Walaupun minat baca buku Indonesia lebih rendah dari negara lain, dia meminta masyarakat jangan minder. Sebab hal itu bukan berarti tingkat pengetahuan Bangsa Indonesia lebih rendah daripada negara lain. Menteri Pendidikan Muhajir Effendi  memberikan masukan misalnya untuk buku bacaan anak-anak gambar dan warnanya dibuat lebih menarik agar masyarakat mau membaca. Sedangkan untuk remaja dibuat kisah yang menarik tentang kisah remaja yang romantis.


17
May

 

Di Indonesia sebagian besar umat muslim memiliki tradisi yang sama dalam merayakan Lebaran atau Idul Fitri. Mereka ada yang mudik atau pulang kampung untuk merayakan Lebaran, Shalat Ied, Silaturahmi dan ziarah. Umat muslim juga menyajikan ketupat dan opor sebagai kuliner pada hari Raya Lebaran. Selain itu, di Indonesia juga memiliki beragam adat istiadat , suku dan budaya . Salah satu tradisi yang unik sehubungan dengan Lebaran adalah tradisi Meriam Karbit di Pontianak, Kalimantan Barat.

Tradisi Meriam Karbit memiliki sejarah yang menarik. Konon, dahulu Kesultanan Kadriah di Pontianak yang berdiri pada tahun 1771 – 1808 membunyikan meriem untuk mengusir hantu, khususnya kuntilanak yang ada di Kota Pontianak. Karena pada waktu itu, Raja pertama Pontianak yang bernama Syarif Abdurrahman Alkadrie ketika membuka lahan untuk bertempat tinggal di Pontianak sempat diganggu oleh hantu-hantu. Lalu Sultan memerintahkan pasukannya untuk mengusir hantu itu dengan meriam . Pontianak menurut cerita adalah sebuah kota yang memiliki hantu kuntilanak. Karena pada dasarnya Pontianak berasal dari kata bunting dan anak. Selain itu bunyi yang keras dari meriam karbit menandakan waktu azan magrib.

Sekarang ini seiring berjalan waktu, meriam karbit dihidupkan untuk daya tarik pariwisata. Meriam tradisional ini dibuat dari kayu pohon durian atau pohon kelapa yang cukup keras dan kemudian diikat dengan tali rotan seberat 100 kg, agar meriam tidak bergerak pada waktu berdentum. Selain itu meriam dicat dengan warna-warni yang menarik. Panjang meriam karbit kurang lebih 4-7 meter. Meriam karbit ini dilubangi bagian tengah untuk disulut api hingga meriam berbunyi. Untuk satu kali permainan dibutuhkan sekitar 3-5 ons karbit.

Meriam yang akan turut serta dalam permainan Tradisional Meriam Karbit harus mengikuti persyaratan yang sudah ditentukan oleh forum komunitas Tradisi Meriam Karbit, seni dan budaya Pontianak. Persyaratan itu antara lain, meriam harus dihias dengan beragam dekorasi, seperti berlatar belakang masjid. Oleh karena itu untuk membuat 1 meriam biaya yang diperlukan sekitar 3 sampai 5 juta rupiah. Permainan tradisi Meriam karbit ini menjadi keunikan tersendiri di kota Pontianak dalam menyambut Hari Raya Idul Fitri. Bahkan permainan tradisional Meriam Karbit sekarang dilombakan dan sudah masuk dalam kalender pariwisata . Kegiatan ini menjadi yang sangat dinantikan oleh masyarakat kota Pontianak.

Lokasi dari Permainan Tradisi karbit ini adalah di sepanjang bantaran Sungai Kapuas. Biasanya permainan ini dimulai sejak 3 malam sebelum Lebaran. Meriam karbit sudah berjajar di dua sisi bantaran sungai Kapuas. Menjelang azan magrib meriam ditembak sebagai penanda waktunya buka puasa. Dentumannya sangat keras bahkan terdengar hingga radius 5 Km.