19
October

 

(voinews.id)- Lebih dari 27.000 kasus cacar monyet (monkeypox) telah dikonfirmasi di Amerika Serikat hingga Senin (17/10), menurut data terbaru dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (Centers for Disease Control and Prevention/CDC) AS.

California sejauh ini mencatatkan jumlah kasus terkonfirmasi terbanyak di antara negara bagian AS lainnya dengan 5.278 kasus, diikuti oleh New York dengan 4.039 kasus dan Florida dengan 2.648 kasus, menurut data CDC.

Jumlah kasus cacar monyet terus menurun di AS. Per 12 Oktober, negara itu mencatat rata-rata per tujuh hari sebanyak 63 kasus, turun dari rekor tertinggi 583 kasus harian yang tercatat pada 1 Agustus tahun ini. Infeksi cacar monyet jarang berakibat fatal.

Sebagian besar kasus sembuh dalam dua hingga empat pekan. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), penyakit tersebut memiliki tingkat kematian sekitar tiga hingga enam persen. Namun demikian, individu dengan gangguan kekebalan tubuh lebih berpotensi mengalami sakit parah saat terinfeksi, menurut CDC.

 

antara

18
October

 

(voinews.id)- Sebuah rudal Rusia menghantam sebuah gedung apartemen di kota pelabuhan Mykolaiv di Ukraina selatan, kata seorang saksi mata kepada Reuters. Salah satu dari tiga ledakan dalam serangan itu terdengar di kota tersebut pada Selasa dini hari. Satu sisi dari bangunan yang terletak di pusat kota itu luluh lantak.

Serangan itu juga menimbulkan sebuah lubang besar. Seorang petugas pemadam kebakaran terlihat menarik jenazah seorang pria dari puing-puing bangunan, kata saksi mata itu. Para penghuni apartemen sedang berlindung di ruang bawah tanah ketika serangan rudal terjadi. Seorang penghuni mengatakan pria yang tewas itu berada di ruang bawah tanah pada sisi bangunan yang runtuh akibat hantaman rudal.

Seorang pejabat kota Mykolaiv mengidentifikasi rudal itu sebagai rudal S300. serangan pesawat nirawak menghantam terminal laut Everi di Mykolaiv, kata para pejabat. Serangan itu merusak tangki penyimpanan bunga matahari dan membakar minyak yang bocor.

Sumber: Reuters

18
October

 

(voinews.id)- Pemerintah Iran pada Senin mengatakan bahwa pihaknya tidak memberi Rusia pesawat nirawak (drone) untuk digunakan dalam perang melawan Ukraina. "Berita yang diterbitkan tentang Iran yang menyediakan drone kepada Rusia memiliki ambisi politik dan itu diedarkan oleh sumber-sumber Barat," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanaani selama konferensi pers mingguan. "Kami belum memberikan persenjataan ke pihak mana pun dari negara-negara yang berperang," ujar Kanaani.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Luksemburg Jean Asselborn pada Senin mengatakan bahwa sanksi tambahan Uni Eropa terhadap Iran tidak akan terbatas pada daftar hitam beberapa individu jika Teheran terbukti terlibat dalam perang Rusia di Ukraina.

"Maka ini bukan lagi tentang beberapa individu yang akan dikenai sanksi," kata Asselborn kepada wartawan. Pernyataan tersebut disampaikan Asselborn saat ia tiba untuk pertemuan dengan para menteri luar negeri Uni Eropa di Luksemburg.

 

Sumber: Reuters

18
October

 

(voinews.id)- Rusia dan Ukraina  melakukan pertukaran tawanan, termasuk perempuan, dalam jumlah terbesar selama perang berlangsung di Ukraina, demikian menurut para pejabat kedua negara. Menurut mereka, total ada 218 tahanan --termasuk 108 perempuan warga Ukraina-- yang dipertukarkan. Andriy Yermak, kepala staf presiden Ukraina, mengatakan 12 warga sipil berada di antara perempuan-perempuan yang dibebaskan tersebut.

"Itu adalah pertukaran pertama untuk perempuan," tulis Yermak di aplikasi perpesanan Telegram. Ia menambahkan bahwa 37 perempuan yang dipertukarkan itu sebelumnya ditangkap setelah pasukan Rusia mengambil alih kendali pabrik baja Azovstal di kota pelabuhan, Mariupol, Ukraina, pada Mei.

Sementara itu, kementerian dalam negeri Ukraina mengatakan beberapa perempuan sudah sejak 2019 dipenjara setelah ditangkap oleh otoritas pro-Moskow di daerah-daerah timur di Ukraina. Pemimpin yang dipilih Rusia di salah satu daerah di Ukraina sebelumnya mengatakan pemerintah Ukraina membebaskan 80 pelaut dan 30 personel militer.

 

antara