Meski sudah memasuki era digital, radio akan tetap eksis karena radio adalah inti dari komunikasi di dunia. Demikian dikatakan Duta Besar Seychelles untuk Indonesia, Nico Barito, di acara gelar wicara Diplomatic Forum dengan tema “Masa Depan Radio” (The Future of Radio) yang diselenggarakan Voice of Indonesia di Jakarta, baru-baru ini. Menurutnya saat ini sedang tren kembali ke alam, jadi walaupun di era digital, radio akan tetap didengar.
“Jadi apa yang saya coba katakan, ketika banyak orang berpikir mungkin radio sedang memudar, mungkin ini semua karena hal era digital baru yang muncul, bahwa suatu hari radio dan surat kabar tidak ada lagi di pasaran. Saya tidak percaya pada ideologi itu, karena selalu ada tren kembali ke alam. Anda lihat, saat ini, konsumsi kita kembali ke makanan organik. Kita berbicara tentang kembali ke alam, hemat kertas, selamatkan planet Bumi. Jadi maksud saya radio adalah nilai utama dari komunikasi pertama di dunia. Radio adalah salah satu alat komunikasi. Tiap negara bangga dengan radionya. Indonesia bangga dengan radionya karena moto Anda adalah Sekali di Udara tetap Di Udara. Ya, jadi RRI akan selalu ada. Jadi saya pikir tidak ada kekhawatiran tentang itu. Ini hanya tentang seberapa kreatif kita dan bagaimana kita berinteraksi.”
Duta Besar Seychelles Nico Barito menambahkan, yang harus dilakukan adalah bagaimana menarik pendengar muda untuk tetap mendengarkan radio yaitu dengan memberikan program-program yang dekat dengan kehidupan mereka. Selain itu, menurutnya, radio juga bisa digunakan untuk mempromosikan pariwisata.
Selain Duta Besar Seychelles, gelar wicara Diplomatic Forum menampilkan pembicara yaitu Hendrasmo, Staf Ahli Sekretaris Jenderal Kementerian Komunikasi dan Informatika; Abdul Salik Khan Duta Besar Pakistan untuk Indonesia; Muhamad Reza, Komisioner Komisi Penyiaran Indonesia (KPI); Agus Sunarto, Direktur VOA indonesia dan Agung Susatyo, Kepala Voice of Indonesia. (VOI/AHM/edit r)