Presiden Joko Widodo meminta kepada industri otomotif di Indonesia untuk dapat meningkatkan volume ekspor otomotif dalam negeri. Berbicara usai meresmikan Jalan Bebas Hambatan Jakarta-Cikampek 2, Kamis (12/12) siang mengatakan bahwa industri otomotif Indonesia harus mulai memfokuskan produksi otomotif untuk meningkatkan kinerja ekspor. Dirinya juga menginginkan agar Indonesia menjadi negara penghubung bagi produksi otomotif ke negara-negara sahabat. Menurutnya untuk mendukung peningkatan kinerja ekspor otomotif tersebut, industri otomotif telah mendapatkan dukungan penuh dari pemerintah sehingga industri otomotif dalam negeri dapat meningkatkan volume ekspor, bukan hanya ke pasar tradisional, namun juga ke pasar potensial baru lainnya.
“Saya meminta kepada industri otomotif target-target sudah saya sampaikan yang sekarang 300.000 dalam 3-4 tahun mendatang harus bisa meloncat kurang lebih 1 juta. Nilainya dari 8 miliar US dollar meloncat ke 24 miliar US dollar. Artinya, industri otomotif tanah air harus konsentrasi kepada ekspor. Kita jadikan indonesia menjadi production hub bagi industri otomotif. Infrastrukturnya siap, kawasan industrinya siap, pelabuhan yang khusus mobil juga siap tahun depan. Saya kira semua siap dan kapasitas terpasang masih longgar sehingga ekspornya tak hanya ke Filipina, tapi ASEAN, Asia timur, Timur Tengah, Afrika, pasar-pasar yang belum kita garap secara baik untuk produk ekspor kita. Saya rasa kita punya peluang ke pasar non tradisional.”
Sebelumnya saat melepas ekspor perdana Isuzu Straga di Karawang, Jawa Barat, Presiden Joko Widodo menyampaikan bahwa pemerintah Indonesia memfokuskan pembangunan ekonomi pada pengurangan impor dan peningkatan ekspor. Hal ini ditujukan agar defisit transaksi berjalan dapat ditekan sehingga ekonomi dapat tumbuh positif. Salah satu sektor yang diharapkan dapat meningkatkan kinerja ekspor adalah industri otomotif. Jokowi berharap industri otomotif Indonesia dapat meningkatkan kinerja ekspor hingga 1 juta kendaraan di tahun 2024 mendatang. (Ndy)