Badan Nasional Penanggulangan Bencana -BNPB secara resmi telah menetapkan 26 April sebagai Hari Kesiapsiagaan Bencana. Hal tersebut didasari oleh kondisi Indonesia sebagai negara yang rawan bencana Kepala BNPB, Willem Rampangilei, di Jakarta, Minggu (15 April) mengatakan, Indonesia sulit lepas dari bencana alam, karena dikelilingi cincin api
Pasifik.
“Kita tahu juga bahwa negara kita ini dilalui oleh cincin api Pasifik. Sehingga ada 150 juta saudara-saudara kita tinggal di daerah rawan bencana gempa bumi, 60 juta tinggal di daerah rawan banjir, 40 juta tinggal di daerah rawan longsor, 4 juta rawan bencana tsunami, dan 1,1 juta tinggal di wilayah gunung api yang rawan erupsi yang setiap saat mereka berada di bawah ancaman bencana tersebut”
Willem Rampangilei menekankan, penanggulangan bencana merupakan tanggungjawab dan urusan bersama, baik pemerintah, masyarakat, maupun dunia usaha. Oleh sebab itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana secara khusus menggelar peringatan Hari Kesiapsiagaan Bencana yang juga dihadiri oleh seluruh unsur tersebut. Badan Nasional Penanggulangan Bencana sendiri meyakini, adanya Hari Kesiapsiagaan Bencana membuat seluruh unsur masyarakat akan lebih tanggap mengatasi masalah bencana. Melalui kegiatan Hari Kesiapsiagaan Bencana ini, Willem Rampangilei mengharapkan dapat menyelamatkan lebih banyak jiwa di Indonesia dari bencana alam. Terutama untuk mengurangi dampak bencana yang menurutnya sangat kompleks dan multidimensional. (Rezha)