Thursday, 19 April 2018 12:07

Indonesia Ingin Tingkatkan Peran Wanita dalam Pasukan Perdamaian PBB

Written by 
Rate this item
(0 votes)

Indonesia mendorong adanya peningkatan peran wanita dalam pasukan perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa. Wakil Menteri Luar Negeri Republik Indonesia A.M Fachir menilai peran wanita dalam pasukan perdamaian sangat penting dan dibutuhkan, khususnya untuk mengurangi dampak buruk terhadap wanita di wilayah konflik. Hal tersebut disampaikan oleh A.M Fachir dalam pidato pembukaan Meksiko, Indonesia, Korea Selatan, Turki, dan Australia -MIKTA Panel Discussion on Women and Peacekeeping di Jakarta, Kamis (19 April).

Pada dasarnya, di daerah konflik, wanita adalah objek yang paling rentan. Jadi, dengan memiliki pasukan perdamaian wanita, semoga kita bisa mengurangi risiko bagi wanita, seperti salah satunya adalah pelecehan seksual. Mungkin, kita juga dapat belajar dari negara lain tidak hanya di MIKTA. Sangat menarik untuk mengetahui bahwa Swedia,  40 persen dari pasukan perdamaiannya adalah perempuan. Sementara Indonesia memiliki 2.700 wanita dalam pasukan perdamaian.

Saat ini, menurut A.M Fachir, Indonesia merupakan negara yang masuk peringkat sepuluh besar penyumbang pasukan perdamaian untuk PBB, dengan 2.700 personel yang tersebar di daerah konflik. Sejak tahun 1957, Indonesia telah berkontribusi melalui pengiriman lebih kurang 40.000 personel untuk menjaga perdamaian di berbagai negara di dunia. Ke depannya, Indonesia akan terus meningkatkan kontribusi tersebut dengan mengirimkan kembali satu batalion militer dan ratusan personel kepolisian, 40 orang di antaranya adalah polisi wanita. (Rezha)

Read 604 times Last modified on Friday, 20 April 2018 07:13