VOI BERITA Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan upaya menjaga laju inflasi dari awal 2018 akan dilakukan dengan mengendalikan harga berbagai komoditas pangan seperti beras.
"Fokus pada kestabilan harga beras menjadi perhatian yang utama pada bulan-bulan ini," kata Sri Mulyani di Jakarta, Senin.
Sri Mulyani mengatakan harga beras yang cenderung naik telah menjadi fokus perhatian pemerintah sejak akhir 2017 dan berbagai upaya siap dilakukan untuk menjaga pergerakan harga komoditas ini.
Untuk itu, Kementerian Keuangan siap berkoordinasi dengan Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pertanian terkait tata kelola niaga agar harga beras kembali stabil.
Selain itu, kata Sri Mulyani, koordinasi juga dilakukan dengan Bank Indonesia sebagai otoritas moneter melalui pengendalian inflasi inti, agar tidak mempengaruhi inflasi nasional secara keseluruhan.
"Pemerintah melihat faktor-faktor yang bisa dipengaruhi melalui policy, misalnya kebijakan impor beras dan kelancaran arus barang, sehingga inflasi bisa ditekan dan distabilkan pada level yang tetap terjaga rendah," ujarnya.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik mencatat beras merupakan komoditas kelima, setelah tarif listrik, biaya perpanjangan STNK, ikan segar dan bensin, yang dominan mempengaruhi inflasi pada 2017.
Meski demikian, harga beras yang tinggi pada November-Desember 2017 memberikan kontribusi yang signifikan pada tingkat inflasi nasional di dua bulan terakhir 2017.
Harga beras diperkirakan masih menyumbang inflasi pada Januari 2018, sehingga pemerintah berupaya untuk menstabilkan harga, termasuk mengimpor beras khusus sebanyak 500 ribu ton.
Sementara itu, pemerintah dalam APBN 2018 menetapkan asumsi inflasi sebesar 3,5 persen. Sedangkan, tingkat inflasi nasional pada 2017 secara keseluruhan tercatat sebesar 3,61 persen. Antara