Mesir dianggap dapat menjadi pasar alternatif di tengah sulitnya CPO Indonesia untuk masuk ke pasar Eropa. Minister Counsellor Fungsi Ekonomi Kedutaan Besar RI Kairo, Aris Triyono, mengungkapkan, pasar Afrika terutama Mesir dapat menjadi wilayah diversifikasi ekspor produk Indonesia. Terlebih Pemerintah saat ini mendorong eksportir untuk melihat Afrika sebagai pasar potensial. Aris Triyono di Kairo, Sabtu (9/6) mengakui, kampanye negatif CPO Indonesia di Eropa menjadi salah satu hambatan terbesar para eksportir saat ini. Ia mengatakan, sudah saatnya pelaku usaha melirik Mesir sebagai pasar yang menjanjikan. Hal ini terbukti dengan nilai ekspor Indonesia ke Mesir, produk CPO menduduki peringkat teratas dengan pangsa pasar sebesar 90 persen.
Bahkan di Mesir ini, Kelapa Sawit Indonesia itu menduduki urutan pertama dengan pangsa pasar sekitar 80 persen. Jadi sebenarnya pasar Mesir utamanya dan Afrika umumnya itu bisa menjadi wilayah diversifikasi dari produk Indonesia. Istilahnya, kalau di sana ditahan, kita bisa larikan ke Afrika.
Data Badan Pusat Statistik Mesir mencatat, nilai ekspor CPO Indonesia ke Mesir untuk tahun 2017 menduduki peringkat tertinggi dengan mencapai 648, 6 juta dolar Amerika di atas biji Kopi sebesar 55,4 juta dolar Amerika, dan benang Filamen Artisial sebesar 35,9 juta dolar Amerika. Sementara untuk periode bulan Januari – Februari tahun ini, jumlah ekspor CPO Indonesia ke Mesir telah mencapai 110, 3 juta dolar Amerika. Rian